PROKAL.CO, TANJUNG REDEB – Tidak memenuhi syarat melanjutkan perjalanan untuk menunaikan ibadah haji, satu calon jamaah haji (CJH) asal Berau dipulangkan. Hal itu diakui Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Berau Alfi Taufik, kepada Berau Post kemarin (10/8).
Dipulangkannya salah satu CJH itu dipicu faktor kesehatan jamaah. Dijelaskannya, saat menjalani pemeriksaan oleh tim kesehatan di embarkasi Balikpapan, jamaah tersebut dinilai tidak bisa melanjutkan perjalanan karena kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkan.
Tapi Alfi memastikan, pemulangan jamaah tersebut hanya bersifat penundaan kesempatan beribadah haji saja.
Karena jika tahun depan kondisi kesehatan jamaah itu sudah membaik, jamaah tersebut bisa mengambil haknya untuk menunaikan ibadah haji. “Jamaah serta keluarga menerima hal itu, apalagi keberangkatannya tidak dihilangkan, hanya ditunda,” ujarnya.
Berdasarkan ketentuan standar kesehatan yang ditetapkan pemerintah Arab Saudi, seluruh jamaah dari seluruh penjuru dunia, tidak boleh mengidap beberapa jenis penyakit tertentu. Seperti penyakit menular, transfusi darah dan tekanan darah tinggi.
Namun Alfi menolak membeber jenis penyakit yang diderita jamaah tersebut, sehingga harus dipulangkan kembali ke Bumi Batiwakkal.
Alfi yang juga tidak membeber identitas jamaah itu, menyebut pemulangan dari embarkasi Balikpapan kembali ke Berau sudah dilaksanakan sejak Kamis (9/8) lalu, melalui jalur darat sesuai rekomendasi dokter.
“Jamaah ini sebenarnya berangkat suami-istri. Tapi istrinya masih dinilai layak dan tetap melanjutkan perjalanan menuju Arab Saudi pada Rabu (8/8). Infonya hari ini (kemarin, red) sudah sampai di Arab Saudi,” lanjut Alfi.
Apa sebelum keberangkatan di Berau tidak dilakukan pemeriksaan kesehatan? Ditanya demikian, Alfi memastikan keberangkatannya hingga ke embarkasi Balikpapan sudah sesuai prosedur. Karena sebelum Keberangkatan, tepatnya pada Maret lalu, pihaknya dibantu dokter spesialis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai sudah melakukan pemeriksaan kesehatan kepada seluruh CJH.
“Tapi setelah diperiksa itu kan ada jangka waktu lima bulan, mungkin di masa itu salah satu jamaah itu menderita sakit,” pungkasnya. (sam/udi)