TANJUNG REDEB - Kabupaten Berau merupakan salah satu daerah yang kaya dengan adat istiadat dan kebudayaannya. Hal ini terlihat dari banyaknya suku lengkap dengan adat istiadat dan kebudayaan yang dibawa dari daerah asal.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau Rohaini, mengatakan, Berau bisa disebut sebegai miniatur Indonesia, karena berbagai suku ada di Bumi Batiwakkal.
“Karena itu kita tidak pernah membeda-bedakan budaya mana yang perlu dilestarikan. Apakah suku asli atau pendatang, kita terima semua sebagai satu kekayaan daerah. Tinggal bagaimana setiap suku melestarikan kebudaannya,” ungkapnya.
“Justru dengan adanya perbedaan adat istiadat atau budaya dari masing-masing suku di Berau menjadi kekayaan tersendiri bagi daerah,” sambungnya.
Misalnya saja lanjut Rohaini, dalam kemerian hari ulang tahun (HUT) Kabupaten Berau atau acara besar lainya, mereka tidak melulu menampilkan kesenian asli Berau. Melainkan menampilkan berbagai kultur dari suku-suku lainnya yang bermukin di Berau. Seperti kesenian bela diri yang memang telah banyak dikenal oleh masyarakat.
“Siapa saja boleh menampilkan kesenian mereka. Kita akan selalu terbuka, selama mereka mau berpartisipasi untuk memeriahkan acara besar yang sering diadakan di Berau. Karena itu juga merupakan bagian dari kekayaan Berau,” tuturnya.
Dirinya mengungkapkan Belum sepenuhnya mampu mengakomodir seluruh aspek yang menyangkut pelestarian budaya dan seni termasuk objek wisata yang ada menjadi tempat wisata yang potensial. Namun dirinya berjanji lambat laun semua akan diakomodir.
“Kita sudah mulai membenahi beberapa objek wisata. Pengumpulan peninggalan sejarah baik berupa bangunan maupun alat peninggalan lainnya. Objek wisata seperti Labuan Cermin, gua-gua kita inventarisir. Objek lain seperti pemandian air panas, termasuk pengumpulan bukti-bukti sejarah untuk 2 keraton, yakni Gunung Tabur dan Sambaliung,” jelasnya. (*/sin/adv/har)