TANJUNG REDEB – Pasokan bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menipis selama beberapa hari terakhir. Bahkan, kabar beredar pengusaha SPBU memberlakukan pembatasan pembelian BBM.
Rudi Nurul Salim, salah satu pemilik SPBU di Berau sekaligus anggota Himpunan Pengusaha Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Kalimantan Timur (Kaltim), membenarkan, pasokan BBM dari jober Berau di Gunung Tabur, terbatas.
“Pasokan untuk premium setelah saya cek sangat minim. Namun, menurut informasi Rabu (13/4) sudah datang lagi kapal dari Samarinda membawa BBM di Berau,” katanya kepada Berau Post, Senin (11/4) kemarin.
Terkait pembatasan pembelian kepada masyarakat, terangnya merupakan azas keadilan yang diberlakukan pemilik SPBU saja. Hal ini dilakukan demi memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat Berau.
Sementara itu, Bagian Pemasaran Pertamina MOR VI Kalimantan, Benny Hutagol pun mengakui hal ini. Ia menjelaskan hal teknis pengiriman BBM dari Samarinda menuju Berau biasanya membutuhkan tiga hari saja.
“Sayangnya, karena faktor cuaca akhirnya terlambat datang. Harusnya Senin (kemarin, Red) sudah harus datang,” ungkapnya.
Perlu diketahui, kuota yang ditetapkan Pertamina untuk BBM jenis premium di Berau rata-rata sebanyak 20 hingga 30 ton per hari. Namun, ia mengaku nilai tersebut masih sangat minim.
Benny-sapaan akrabnya-mengimbau agar masyarakat bersabar untuk mendapatkan BBM. Pasalnya, selain faktor cuaca, pengiriman BBM membutuhkan hal teknis yang tidak sebentar.
“Saat ini mungkin bisa beralih menggunakan BBM alternatif seperti pertalite atau pertamax. Karena dari selisih harga pun tidak terlalu jauh,” ujarnya.
Terkait pembatasan pembelian BBM, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau melalui Kabag Ekonomi, Thamrin menegaskan tidak pernah memberlakukan aturan tersebut. “Hal tersebut sudah di luar wewenang kami. Mungkin, apabila sangat mendesak dan ada komunikasi dari Pertamina baru bisa dilakukan. Tapi, saat ini belum ada pembicaraan mengenai hal itu,” tandasnya. (*/rio/app)