Revitalisasi Kader Ikatan Dalam Regenerasi Kepemimpinan

- Selasa, 22 Januari 2019 | 14:25 WIB

SETIAP masa pasti ada kepemimpinannya dan setiap pemimpin pasti ada masanya. Satu tahun lamanya sudah periodesasi kepemimpinan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah  Pimpinan Cabang Kabupaten Berau, tiba saatnya melakukan musyawarah mengambil keputusan untuk memilih kepemimpinan selanjutnya.

Tentu hal ini dilakukan agar roda kepemimpinan di tubuh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Berau tidak terputus atau bahkan mati dalam pergerakannya. Program kaderisasi yang dilakukan tahun lalu yakni Darul Arqom Madya menghasilkan kader-kader yang siap menjadi generasi pelanjut kepemimpinan. Berangkat dari regenerasi kepemimpinan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Berau tersebut, maka perlu adanya refleksi kader ikatan, agar untuk regenerasi kepemimpinan kedepan menjadi  lebih baik lagi.

Manis asam dalam pergerakan sudah menjadi dinamika dalam perjalanan pergerakan. Di organisasi manapun tentu akan mengalami hal seperti itu. Adanya dinamika dalam tubuh ikatan menjadikan pendewasaan dalam perjalanan pergerakan. Suka dan duka dalam pergerakan sebagai pemanis pergerakan bahwa pada masa tersebut adanya sejarah yang telah di torehkan. Tentu menjadi piihan bagi kader ikatan, apakah menjadi pembuat sejarah atau hanya menjadi penikmat sejarah.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai wadah dalam perpanjangan tangan dari induk organisasi Muhammadiyah, tentu memiliki visi dan misi seperti Muhammadiyah, yaitu menjadikan Islam yang sebenar-benarnya. Menjadikan Islam yang sebenar-benarnya tentu tidak mudah atau langsung instan semudah membalikkan telapak tangan. Menjadikan Islam yang sebenar-benarnya di mulai secara perlahan dan terus menerus. Menyentuh hati kader dengan pergerakan nyata adalah salah satu contohnya, seperti kader yang sudah paham berpakaian yang benar sesuai syariat Islam mencontohkan kepada kader-kader baru atau pun yang belum berubah. Adanya batasan-batasaan Pergaulan kader perempuan (IMMawati) antara kader laki-laki (IMMawan) menjadi contoh pula untuk kader-kader yang belum paham. Terus-menerus dan menasihati bil lisan hingga tulisan merupakan metode dakwah mewujudkan misi Muhammadiyah yang sama dengan misi Islam yang sebenarnya sesuai Alquran dan Al-Hadits ash-Shohihah.

Kemudian melalui program kerja yang terprogram dari bidang satu dengan bidang yang lain selama satu periode merupakan cara dakwah sesuai termaktub dalam trilogi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dakwah keagamaan, dakwah ke Mahasiswaan dan dakwah ke masyarakat dibundel dalam satu tahun program kerja kepengurusan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Hal ini yang semestinya dipahami benar oleh kader ikatan yang bergerak dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Sehingga ketika memutuskan bergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, berarti siap dengan segala tantangan yang dihadapinya. Pertanyaannya adalah apa yang harus dilakukan untuk menghadapi tantangan dalam berjuang dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah?

Pertama, seorang kader harus meluruskan niatnya dalam ber-IMM, yaitu meniatkan segala sesuatunya bersama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah hanyalah satu untuk Allah dan karena Allah ber-IMM. Sehingga apapun yang dihadapi akan selalu menyandarkannya kepada Allah SWT dan ber Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah bagian dari ibadah, penghambaan sesuai surah Adz-Dzariyat ayat 56.

Kedua, seorang kader harus paham bahwa ketika ber Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berarti siap dengan segala suka dan duka, asam dan manis perjuangan bersamanya bersama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Tidak hilang dan pergi hanya berkutat daerah perasaan belaka.

Ketiga, seorang kader harus paham bahwa berjuang bersama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah untuk ibadah, mengapa? Karena dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sarat visi misi dakwah dari induk Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, yakni Muhammadiyah itu sendiri.

Keempat, seorang kader harus paham bahwa ketika memutuskan untuk bersama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, berarti siap komitmen, dan ketika komitmen, berarti siap mencintai Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, sehingga bagaimanapun tantangan yang di hadapi terus berjuang bersama tidak akan pergi atau hilang karena urusan perasaan, karena ketika sudah cinta akan selalu memaafkan dan selalu ber positive thingking kepada sesama kader dan ikatan.

Kelima, seorang kader juga harus paham berjuang bersama Ikatan mahasiswa Muhammadiyah berarti siap ntuk menorehkan sejarah dengan karya-karya nyata untuk kemajuan agama hingga bangsa. Belum sempurna berjuang bersama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ketika belum menorehkan karya Nyata.

Barangkali, lima poin di atas cukup untuk menjawab hal-hal yang harus dilakkan seorang kader agar menjadi kader yang sebenarnya yang tahan banting walau iklim zaman yang selalu berubah, ia tetap kokoh berdiri dengan tujuan satu, ber Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah karena Allah dan ibadah.

Harapannya kedepan untuk kepemimpinan selanjutnya dari penulis yang juga ketua bidang kader PC IMM Berau adalah, bukan waktunya lagi sikut-sikutan masalah internal ikatan, visi misi besar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah kedepan adalah mengembangkan dan memajukan ikatan dan daerah dengan prestasi-prestasi hebat. Dan sematkan selalu kata  Apa yang sudah kita lakukan dan perbuat untuk ikatan dan negri tercinta?

Demikian ulasan singkat dari penulis, semoga kepemimpinan berikutnya memberikan musyawarah yang sehat dan terpilih pimpinan yang amanah. Akhir kata, Billahi fii sabilil haq, fastabiqul khoirot. (*/app)

*) Ketua Bidang Kader Angkatan Muda Muhammadiyah Berau, Kalimantan Timur.

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Arus Mudik Laut di Samarinda Belum Meningkat

Jumat, 29 Maret 2024 | 20:00 WIB

Bendungan Marangkayu Sudah Lama Dinanti Warga

Jumat, 29 Maret 2024 | 16:45 WIB
X