Petani Bingung Jual Hasil Panen

- Rabu, 30 Januari 2019 | 13:36 WIB

SAMBALIUNG – Masyarakat Kampung Tanjung Perangat, Kecamatan Sambaliung mayoritas merupakan petani. Dalam setahun, hasil panen padi mencapai 4 ton. Namun, ada kendala yang dihadapi para petani jika musim panen.

Marsono, salah seorang petani di Kampung Tanjung Perangat, mengaku bingung menjual hasil panen ke mana. Kondisi ini dikarena tidak ada akses ke pembeli.

“Jika panen kami makan sendiri, mau dijual juga tidak tahu ke mana. Dalam setahun panen bisa 4 kali. Tapi tidak tahu harus jual ke siapa,” ujarnya, kepada Berau Post, Selasa (29/1).

Sementara itu, Kepala Kampung Tanjung Perangat Saepudin mengatakan, banyak keluhan masyarakat terkait hasil panen yang melimpah namu tidak ada pasar untuk menjual. Hal ini pun telah diungkapkannya pada saat musrenbang beberapa waktu lalu.

“Sudah kami sampaikan. Namun, memang belum ada solusi ke mana warga kami harus menjual hasil panennya. Warga pun hanya menjual Rp 11 ribu perkilogram. Itu pun jarang ada yang beli,” jelasnya.

Menurutnya, potensi pertanian di Kampung Tanjung Perangat tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya, di kampung ini masih tersedia lahan seluar 250 hektare yang siap digarap untuk pertanian. Ditambah lagi aliran sungai pun menjadi pendukung utama pengairan di kampung ini.

“Dari 300 hektare lahan pertanian yang ada, baru 50 hektare yang digarap warga. Inilah yang menjadi permasalahan saat ini. Kami berharap pemerintah mau turun tangan untuk membantu para petani menjual hasil panen mereka,” terangnya.

Selain permasalahan penjualan hasil panen, mnurutnya, jalan usaha tani hingga saat ini juga masih sulit dilalui. Kondisi ini diduga menjadi penyebab utama sepinya pembeli membeli hasil panen petani.

“Saya telah mengusulkan untuk melakukan peningkatan jalan usaha tani sepanjang 6 kilometer. Namun belum ada tanggapan. Padahal melihat potensi hasil pertanian, kami tidak bisa dipandang remeh,” kataya.

Diakuinya, padi yang dihasilkan petani memang kurang bagus. Namun dengan perhatian pemerintah, potensi yang ada bisa dikembangkan. Pihak kampung pun telah meminta bantuan pihak ketiga untuk dapat menghasilkan padi yang berkualitas.

“Jenis padi kami memang standar. Tapi petani yakin mampu menghasilkan padi yang berkualitas. Itu kata mereka kepada saya. Kami berharap pemerintah mau mencarikan solusi yang dihadapi petani,” pungkasnya. (*/yat/har)

 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X