Panas Tubuh Tak Mereda, Sempat Dinyatakan Kurang Gizi

- Senin, 11 Februari 2019 | 12:43 WIB

Orangtua mana yang tak ingin anaknya bisa bermain dengan riang saat masih balita, namun itu tak berlaku bagi Arista Farjana (2), yang harus menjalani perawatan karena didiagnosa menderita penyakit leukemia (kanker darah).

SUMARNI, Tanjung Redeb

PASANGAN suami istri (pasutri) Susiati dan Mansur warga Jalan M Iswahyudi Gang Garuda Rinding ini, hanya bisa pasrah melihat putri kesayangannya terbaring lemas tak berdaya. Tak banyak yang bisa dilakukan selain berdoa untuk kesembuhan Arista. Yang mengharapkan senyum cerianya kembali sediakala.

Arista anak yang kuat, bisa bertahan hingga saat ini adalah sebuah pembuktian. Pasalnya, sejak Oktober 2018 lalu, Arista sudah mulai harus merasakan sakit. Kini sudah sepekan, Arista harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai Tanjung Redeb.

“Sakit sejak empat bulan lalu yang diawali dengan badan panas yang tak kunjung turun. Dua kali dirujuk ke rumah sakit,” ujar Susiati.

Rujukan pertama sempat dinyatakan karena kurang gizi. Menjalani perawatan hingga 16 hari di rumah sakit. Saat itu Arista masih bisa bercanda hingga bisa dipulangkan. Setelah itu, sang ibu pun selalu mengusahakan Arista bisa rutin makan.

“Karena panasnya tidak turun-turun, kami juga upayakan berobat kampung,” katanya.

Sejak Oktober mulai merasakan gejala. Pertama terlihat muncul  pembengkakan pada kedua kaki. Kemudian bagian tangan muncul benjolan di persendian. Hingga merembet ke kepala yang semakin hari semakin besar.  

“Benjolan itu muncul bersamaan suhu badannya panas yang tak turun-turun hingga sekarang,” jelasnya.

Diungkapkan Susiati, suaminya hanya bekerja sebagai mengantar barang, pulang pergi dari Talisayan ke Tanjung Redeb, biasa dilakukan  seminggu tiga kali. Selama 4 tahun Mansur bergelut dengan pekerjaan yang penghasilannya tidak menentu. Mengambil barang dari Talisayan untuk dijual kembali di Tanjung Redeb. Dengan kondisi yang seperti itu Susiati merasa gundah jika rujukan anaknya itu harus dipilihnya. Selain tak memilki sanak saudara di Berau, Susiati merasa binggung dimana harus mencari biaya pengobatan jika suaminya tidak bekerja.

“Untuk biaya pengobatan lewat BPJS kesehatan. Sejak viral di media sosial, sudah mulai ada yang memberikan bantuan seperti berupa uang, ada yang lewat rekening ataupun memberikan langsung. Alhamdulillah banyak yang peduli,” tuturnya.

Susiati menginginkan bantuan dari Baznas untuk kendaraan ambulans saat nanti dirujuk ke samarinda. Karena jika memyewa sendiri, ia harus sediakan uang yang tidak sedikit.

“Saat masuk Minggu, Senin sudah langsung harus rujuk karena saat diperiksa HB rendah, darah putih tinggi kata dokter. Takutnya menyerang darah lainnya. Sempat kemarin (Sabtu, Red)  mengalami kejang-kejang, saat itu saya sempat syok dan hampir pingsan,” bebernya.

Menurut dokter spesialis anak yang menangani Arista, Rudi Mulyono, kemungkinan mengalami kelainan darah. Sehingga didiagnosa ke arah Leukemia. Maka itu, ia menegaskan harus dipantau lebih lanjut ke Samarinda. Artinya dirujuk.

“Gejalanya itu darahnya sangat drop sekali, biasa penyakit leukemia itu sel-sel darah lainnya ikut turun. Termasuk trombosit dan lain sebagainya. Intinya ada kelainan darah yang perlu dilacak. makanya dirujuk ke Samarinda,” tegasnya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X