Harga Murah, Petani Kesulitan Perawatan Tanaman

- Jumat, 15 Februari 2019 | 14:30 WIB

BATU PUTIH - Petani lada yang berada di wilayah pesisir mengharapkan harga lada bisa naik. Sebab, saat ini harga lada masih terbilang stagnan diangka Rp 45 ribu perkilogram.

Kondisi ini membuat sebagian petani lada pusing. Petani saat ini kesulitan melakukan perawatan. Sebab, di tengah rendahnya harga lada, petani justru harus mengeluyarkan biaya mahal untuk perawatan.

Imran (43), petani lada di Kampung Bukit Makmur Jaya, Kecamatan Biatan, mengatakan bahwa harga lada saat ini tak kunjung membaik. Kondisi ini sudah terjadi beberapa tahun terakhir. Ia pun mengaku untuk menjual hasil panen, harus menunggu momen kenaikan harga.

“Harga lada sebelumnya sempat Rp 50 ribu perkilogram. Itu kita jual sebagian. Sekarang, harga turun jadi Rp 45 ribu perkilogram. Tidak ada kenaikan lagi sampai sekarang,” jelasnya, kepada Berau Post, Kamis (14/2).

Menurut dia, harga tersebut tidak sesuai dengan biaya perawatan yang selama ini harus dikeluarkan. Kendati demikian, pihaknya tetap optimistis harga lada bisa kembali membaik. Apalagi tanaman lada banyak dikembangkan di kampungnya. Bahkan Bukit Mamur Jaya merupakan salah penghasil lada di Kabupaten Berau.

“Lada sudah bertahun-tahun kita kembangkan. Meskipun tidak sesuai. Harapan kami harga lada bisa jauh lebih baik dari sekarang. Karena ekonomi kami juga bergantung pada sektor ini,” harapnya.

Semmi (50), warga Kampung Tembudan, Kecamatan Batu Putih juga mengatakan hal senada. Belum membaiknya harga lada membuat petani harus pikir-pikir menjual ke tengkulak. Bahkan ia menduga, rendahnya harga lada berpotensi menjadi permainan para tengkulak dalam mendapatkan keuntungan.

“Jadih harganya semakin jatuh. Padahal kita ingin terus meningkatkan kualitas lada agar harga juga dapat lebih mahal dari yang sekarang,” ujarnya.

Menurutnya, harga yang rendah membuat petani kesulitan dalam menghasilkan lada yang berkualitas. Ditambah lagi harga pupuk dan racun rumput juga cukup mahal. Bahkan saat ini ada kebun lada yang sudah pernah dipanen kini mengering karena kurangnya perawatan lantaran jatuhnya harga tersebut.

Ia pun berharap solusi dari pemerintah terkait masih rendahnya harga lada di wilayah pesisir ini. “Jadi tidak sebanding pengeluaran dan pemasukan. Harapannya ada solusi,” tandasnya (*/sht/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X