TANJUNG REDEB - Pelaksanaan seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2018 lalu, diakui Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) cukup memprihatinkan.
Bukan dari sisi pelaksanaan, melainkan jumlah peserta yang lolos minim. Kondisi ini juga terjadi pada pelaksanaan seleksi CPNS di Kabupaten Berau akhir 2018. Dimana, pada tahapan awal seperti seleksi kompetensi dasar (SKD), hanya 34 peserta yang lolos dari 1.267 peserta yang mendaftar.
Kepala Kantor Regional (Kanreg) VIII BKN Banjarmasin, Slamet Nugroho mengatakan, seleksi CPNS terakhir memang cukup memprihatinkan dari sisi sumber daya manusia (SDM). Kondisi ini dikatakannya terlihat dari minimnya peserta yang lolos dari ketentuan nilai yang diterapkan di awal.
“Undang-undang yang ada memang mengatur seleksi CPNS ini harus selektif karena menyaring orang-orang yang bisa bertugas di pemerintahan dan melayani masyarakat,” katanya saat diwawancara awak media ini, Kamis (27/2).
Kondisi inilah yang menurutnya wajib dipikirkan secara bersama-sama, supaya ke depan dalam pelaksanaan seleksi CPNS semakin banyak peserta yang lolos dengan nilai memuaskan.
“Apakah dari tingkat pendidikan kurikulumnya yang harus ditingkatkan atau bagaimana. Karena tujuannya tak lain untuk menyiapkan generasi-generasi selanjutnya yang bisa bersaing dengan dunia internasional,” terangnya.
Ditanya mengenai minimnya kuota CPNS yang diberikan untuk Berau akhir tahun lalu? Pria yang tiga bulan lagi pensiun ini mengungkapkan hal tersebut merupakan kewenangan Kemenpan-RB. Bukan dari pihaknya.
Meskipun begitu, dirinya juga mengakui selama ini hampir di seluruh wilayah regional VIII Banjarmasin kekurangan pegawai yang bekerja di pemerintah daerah. Provinsi yang dibawahi pihaknya antara lain, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantam Utara, dan Kalimantan Tengah.
“Secara regional kita akui masih banyak daerah-daerah yang kekurangan pegawai. Dengan mengangkat PTT atau tenaga honorer itu merupakan solusi, tapi harus melihat APBD juga,” ujar. (arp/asa)
