Olah Limbah Kelapa jadi Barang Bernilai Ekonomis

- Kamis, 14 Maret 2019 | 13:55 WIB

BIDUKBIDUK – Kampung Giring-Giring, Kecamatan Bidukbiduk dikenal dengan tanaman kelapa. Karena itu, pemerintah kampung Giring-Giring membuat terobosan memanfaatkan sabut kelapa menjadi produk yang bernilai ekonomis. Hal ini juga sebagai langkah menanggulangi limbah kelapa yang dapat mencemari lingkungan.

Kepala Kampung Giring-Giring, Irvand Kiay mengatakan, saat ini upaya memanfaatkan sabut kelapa jadi barang bernilai ekonomis sudah dilakukan. Pihaknya memberdayakan anggota PKK di bawah naungan badan usaha milik kampung (BUMK).Untuk mendukung usaha tersebut, juga dibantu pihak ketiga berupa bantuan rumah produksi lengkap dengan fasilitas pendukungnya.

“Ini salah satu terobosan kami. Mengapa sabut kelapa ini kami sebut limbah? Karena oleh warga di sini, kalau tidak dibakar, ya dibuang. Padahal di beberapa daerah sabut kelapa menjadi barang yang berharga. Karena diolah secara kreatif,” jelas Irvand, Rabu (13/3).

Menurutnya, jika diolah, sabut kelapa bisa dibuat menjadi kerajinan. Bisa juga sebagai bahan isi jok motor dan matras. Bahkan dimanfaatkan perusahaan sebagai bahan reklamasi pascatambang batu bara, di mana jadi pelapis di bekas tambang agar dapat ditanami tumbuhan. Bahkan dari informasi yang diterimanya, salah satu perusahaan besar di Berau mendatangkan bahan reklamasi yang terbuat dari sabut kelapa dari luar daerah.

“Peluang ini yang coba kami ambil. Daripada jadi sampah yang mencemari lingkungan,” terangnya.

Hanya saja kata dia, yang menjadi kendala adalah minimnya pendampingan terkait pengolahan limbah sabut kelapa tersebut. Ia pun ingin agar Pemkab Berau melalui instansi terkait dapat membantu pendampingan kepada kelompok-kelompok yang serius dalam mengembangkan ekonomi kreatif dari sabuk kelapa ini.

“Saat ini kan PKK hanya gaungnya saja. Sementara hasil untuk mereka tidak ada. Nah, melalui industri pengolahan limbah kelapa inilah kita coba berdayakan mereka. Tapi butuh pendampingan,” jelasnya.

Ia menilai, potensi yang ada di Kampung Giring-Giring, khususnya perkebunan kelapa tidak diragukan lagi. Jika pengolahan limbah kelapa tersebut berhasil dilakukan, maka bisa jadi contoh bagi kampung lain. “Inilah pentingnya pendampingan dilakukan,” lanjutnya.

Jika apa yang direncanakannya ini dapat terwujud, maka limbah kelapa di Giring-Giring dipastikan tidak ada lagi. Lantaran jadi buruan untuk diubah menjadi bahan yang bernilai ekonomis. (*/sht/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Desa Wisata Pela Semakin Dikenal

Selasa, 16 April 2024 | 11:50 WIB

Pekerjaan Rumah Gubernur Kaltim

Selasa, 16 April 2024 | 09:51 WIB

Usulkan Budi Daya Madu Kelulut dan Tata Boga

Selasa, 16 April 2024 | 09:02 WIB

Di Balikpapan, Kunjungan ke Mal Naik 23 Persen

Senin, 15 April 2024 | 17:45 WIB

Libur Lebaran, Okupansi Hotel di Kaltim Meningkat

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB

Supaya Aman, Membeli Properti pun Ada Caranya

Senin, 15 April 2024 | 10:30 WIB

Neraca Dagang Kaltim Surplus USD 1.433,67 Juta

Sabtu, 13 April 2024 | 19:40 WIB

Operator Tingkatkan Kapasitas Jaringan 32 Persen

Sabtu, 13 April 2024 | 17:35 WIB

Konsumsi BBM Nonsubsidi Naik Signifikan

Sabtu, 13 April 2024 | 15:15 WIB
X