TANJUNG REDEB - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau menampik tudingan yang menyebut bahwa proyek pembangunan drainase di Jalan Pulau Kakaban, Tanjung Redeb sebagai ‘proyek siluman’.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (Kabid SDA), DPUPR Berau, Dahri menjelaskan bahwa proyek tersebut adalah salah satu proyek multiyears contract (MYC) yang tengah dikerjakan pihaknya. Pada paket MYC tersebut, terdapat beberapa kegiatan proyek yang dilakukan di sejumlah titik dengan nama kegiatan pembangunan dan peningkatan saluran drainase perkotaan.
“Itu paket proyek multiyears yang dilakukan di beberapa tempat di antaranya, Jalan Dermaga, Murjani II, sekitar Albadar, hingga Jalan Pulau Semama, dan Kakaban,” jelas mantan staf Sarpras, Disdik Berau, itu saat dikonfirmasi Berau Post, kemarin (18/3).
Karena pengerjaan drainase dilakukan di beberapa tempat dalam kota, lanjut Dahri, sehingga papan proyek tidak terlihat terpasang di Jalan Kakaban. Papan proyek tersebut dipasang di Jalan Dermaga. “Pemasangan papan proyek di Jalan Dermaga itu dianggap sudah mewakili pekerjaan di titik-titik lainnya yang masih satu paket dengan proyek tersebut,” katanya.
Pekerjaan proyek peningkatan drainase dalam kota dengan sistem tahun jamak itu, kata dia, mulai dilakukan tahun 2018 dengan anggaran sebesar Rp 51 miliar. “Kalau seandainya pengerjaan itu dilakukan di jalan ini, misalnya dengan anggarapn Rp 10 miliar, ruas ini Rp 20 miliar itu baru dipasang di semua titik. Sedangkan proyek itu masih satu DPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran,red.),” jelasnya.
Lebih lanjut, Dahri mengungkapkan keberadaan proyek tersebut bertujuan untuk mengatasi genangan dan banjir dalam kota. Termasuk di Gang Ketapi, Jalan Durian III. Karena dengan selesainya proyek ini nanti, maka pihaknya berharap setidaknya dapat meminimalisir persoalan tersebut.
“Proyek ini ditargetkan selesai 15 Mei nanti. Semoga apa yang menjadi tujuan proyek untuk meminimalisir genangan air di sekitar Pulau Semama hingga Gang Ketapi, berjalan sesuai rencana,” ucapnya.(arp/asa)
