Mr Lho Tak Sabar Lagi

- Sabtu, 20 April 2019 | 13:45 WIB

SALAH satu persoalannya di transportasi. Memang sudah ada rute yang tersedia, tapi dianggap tidak mampu mengangkat kunjungan wisata. Peluang itu ada di Pulau Bali. Ini yang perlu segera kirannya dibuka di Kabupaten Berau. Bila berharap, wisatawan akan mengalir deras ke Maratua.

Padahal saya tidak janjian. Saya merasa gembira bisa bertemu dengan Mr Lho, salah seorang investor asal Malaysia yang akan membangun resor di Pulau Maratua. Memang sudah sejak lama ia dan sejumlah karyawannya sering berkunjung ke warung Kopi Hoky. Kami lebih banyak bertemu di tempat ini.

Saya terakhir bertemu beberapa bulan lalu di salah satu hotel di Jakarta. Waktu itu saya ikut hadir dalam membahas perkembangan pulau wisata Maratua. Juga hadir Pak Agus Tantomo, Wabup Berau dan beberapa investor, termasuk Pak Nico Barito, dubes Seychelles.

Makanya, saat jumpa di Hoky, yang ditanyakan soal perkembangan terkini Pulau Maratua. Mr Lho juga punya lahan yang luas. Ia salah satu dari 6 investor yang akan mengembangkan Maratua bersama-sama dengan Seychelles.

Ia bersama dua orang temannya yang asal Tiongkok. Anak muda yang banyak uang dan juga punya resor di negaranya. Mereka berencana ke Pulau Maratua lagi untuk melihat lokasi, juga sekalian desain kawasan yang akan dikembangkan nanti.

Ada semacam ketidaksabaran Mr lho. Sebab, ia baru saja kembali bahkan beberapa kali liburan ke Pulau Bali. Ia mengaku, mulai ada kejenuhan wisatawan khususnya yang liburan ke Bali. Banyak lokasi selam maupun snorkeling yang bagi mereka tidak alami. Jadi, tidak ditemukan sensasi. Padahal semua itu ada di Berau. Ada di Pulau Maratua dan sekitarnya.

Ia juga pernah melakukan perjalanan langsung dari Tiongkok ke Bali. Bali sebagai pintu masuk. Semua urusan imigrasi, sudah diselesaikan di Bali. Ada banyak waktu bagi wisatawan, untuk tidak menghabiskan semua masa liburannya hanya di satu tempat. “Saya sudah sampaikan, di Berau juga lebih bagus lebih alami,” kata Mr Lho kepada wisatawan asal Tiongkok.

Lalu, bagaimana harus ke Berau atau ke Maratua?  Inilah persoalannya, kata Mr Lho. Ia tahu, kalau Bandara Maratua sudah ada. Walaupun keberadaan landasan pacu belum memungkinkan untuk didarati pesawat reguler jenis Boeing 737- 500 atau Boeing NG. Tapi, kata Mr Lho, bandara Kalimarau bisa menjawab itu.

Ia memang mendapat informasi bahwa akan ada penerbangan reguler dari Samarinda, dengan menggunakan pesawat jenis ATR-72. Bisa juga menjadi salah satu jalan keluar. Tapi, wisatawan inginnya waktu yang tersisa sebelum kembali ke negaranya tak banyak terbuang. “Dari Bali, mereka bisa terbang langsung ke Maratua atau via Kalimarau,” kata Lho.

Lho juga menyampaikan rencana kerja sama dengan Seychelles. Bagi Mr Lho, itu sangat menarik.  Masa depan wisata di Kaltim khususnya Berau, akan semakin bersinar. Apalagi, selain rencana Seychelles, juga ada progres menyelesaikan rencana Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) wisata di Maratua. Dengan bagitu, banyak insentif yang bisa didapatkan oleh investor.

Mr Lho sangat optimistis, bahwa dimasa mendatang wisata Berau semakin maju. Ia juga yakin, bahwa bandara Kalimarau dan Bandara Maratua, tidak berhenti hanya sampai dengan kondisi sekarang. Pasti akan ada program dalam mendukung datangnya arus wisatawan mancanegara. “Okey, saya pamit ke Maratua dulu ya,” kata Mr Lho, usai bertemu di warung kopi Hoky. Nice trip, Mr Lho. (*/sam)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X