Petani Perlu Regenerasi

- Rabu, 24 April 2019 | 16:38 WIB

BIATAN – Kampung Biatan Ilir, Kecamatan Biatan, memiliki potensi pertanian yang sangat baik. Terutama untuk pertanian jagung dan padi. Karena itu, Pemerintah Kampung Biatan Ilir terus mendorong petani untuk terus meningkatkan potensi pertanian ini. Baik dari luas lahan yang digarap maupun hasil produksinya.

Kepala Kampung Biatan Ilir, Abdul Hafid mengatakan, jika sektor pertanian digarap maksimal, maka perekonomian masyarakat juga ikut meningkat. Pihaknya pun sangat mendukung para petani dengan memberikan kemudahan serta fasilitas dalam meningkatkan hasil produksinya. Pihaknya selalu berupaya memberikan akses dan kemudahan kepada petani melalui alokasi dana kampung (ADK). Tidak hanya itu, pemerintah kampung juga memperjuangkan adanya bantuan alat mesin pertanian serta pengairan hingga berbagai usulan ke Pemkab Berau.

“Pertanian kita dukung penuh. Saat ini juga banyak kegiatan pertanian yang kita lakukan, serta berbagai program demi kemudahan petani dalam mengembangkan sektor pertaninya,” jelas Hafid, Senin (22/4).

Apalagi kata Hafid, salah satu program Kampung Biatan Ilir yakni menjadikan Biatan Ilir sebagai lumbung padi dan jagung di Kabupaten Berau. “Kita ingin setiap tahun ada peningkatan. Baik luas lahan maupun hasil pertanian jagung dan padi,” ungkap Hafid.

Selain dukungan alat, salah satu yang jadi perhatian Hafid yakni regenerasi petani. Pihaknya terus berupaya menarik minat kaum muda di kampungnya agar ikut terjun meningkatkan sektor pertanian ini. Regenerasi petani lanjut Hafid sangat penting, karena saat ini banyak petani yang sudah berusia tua dan sulit mendapatkan generasi penerus. “Cepat atau lambat regenerasi itu sangat diperlukan,” katanya.

Ia mengatakan, saat ini perlu ada keterlibatan petani-petani muda agar pertanian tetap berkembang dan konsisten. Ia menilai minat generasi muda berkecimpung di sektor pertanian semakin minim. Kurangnya minat kaum muda terhadap pertanian disebabkan beberapa faktor. Seperti gengsi dan lebih tertarik bekerja di perusahaan dari pada mengelola potensi yang ada.

Bahkan banyak anak yang lulus sekolah menengah atas kejuruan langsung melamar pekerjaan di perusahaan. Meraka berpendapat bekerja di perusahaan lebih menguntungkan dari pada mengandalkan pertanian. Ditambah lagi belum adanya kepastian pasar untuk hasil panen petani.

“Padahal jika pertanian dikelola secara serius dan konsisten, hasilnya juga besar,” ujar Hafid.

Menurutnya, untuk merangsang munculnya regenerasi petani baru diperlukan solusi kongkrit. Terutama kepastian pemasaran serta perubahan cara mengelola pertanian dari manual menjadi berbasis teknologi. (*sht/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X