“PEMILU USAI, RAMADAN MENYAPA”

- Senin, 13 Mei 2019 | 15:20 WIB

SATU bulan lalu, tepatnya di bulan April, bangsa Indonesia, masih hangat-hangatnya problematika terkait kepemiluan, hingga, si Ramadan tiba membawa misi perdamaian di antara kedua kubu pemilih antara 01 dan 02. Dumay sontak berubah dingin dengan pemberitaan atas kemaha berkahan dan kesucian bulan Ramadan.

Rasanya baru kemarin pemilihan umum bangsa Indonesia dilaksanakan. Tidak terasa, umat  Islam sudah memasuki bulan Ramadan, aromanya yang beberapa minggu lalu sudah semerbak tercium seantero bumi umat Islam. Tepatnya tanggal 6 Mei 2019 bertepatan awal 1 Ramadan 1440 Hijriah.

Di awal malam pertama salat tarawih, berdubel-dubel jemaah salat Tarawih di masjid-masjid, penuh di sesaki oleh jemaah dari mana saja. Alhamdulillah, semangat dan antusias kaum muslimin untuk menyambut bulan yang penuh berkah dan rahmat sangat luar biasa.

Anak-anak muda pun memenuhi di antara jemaah di masjid-masjid. Layar televisi tidak kalah menariknya dengan menampilkan iklan-iklan berbau, Ramadan hingga film-film khusus Ramadan yang artis-artisnya menggunakan busana yang sopan turut mendukung menyambut bulan suci Ramadan.

Alhamdulillah tiada hentinya kita ucapkan, hingga saat ini kita masih di sampaikan di bulan suci Ramadan, yang mana banyak dari saudara-saudari kita telah mendahului kita menghadap sang pencipta. Bulan suci Ramadan begitu sangat istimewa di antara 11 bulan lainnya dalam kalender Islam, yang mana di dalamnya terdapat banyak rahmat dan ampunan reward untuk hamba-hambanya.

Sebagai seorang muslim, tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan di bulan suci Ramadan tanpa mempergunakannya dengan sebaik mungkin, yakni dengan mengisinya dengan ibadah, membaca Alquran, menghafal Alquran, perbanyak salat sunnah, melakukan banyak kebaikan, perbanyak sedekah walau hanya tersenyum yang menyenangkan saudaramu, berkata yang lembut, sopan santun terhadap yang lebih tua, membantu kesulitan orang lain.

Sebagaimana dalam hadis Rasulullah SAW:

“Dari Abu Hurairah ra. Berkata: Rasulullah SAW saat Ramadan tiba bersabda: Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, Allah telah wajibkan atas kalian puasa di siang harinya, pada bulan ini pintu-pintu surga di buka, pintu-pintu neraka di tutup dan setan-setan dibelenggu, pada malam ini ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang terhalang dari kebaikannnya berarti dia telah benar-benar terhalang. (HR. Ahmad).

Masya Allah, sangat luar biasa. Maka seyogyanya sebagai seorang muslim, merasa senang dengan datangnya bulan yang penuh berkah ini dengan menyambutnya penuh suka cita, selalu beristigfar, memperbanyak dan memperbarui taubat kepada Allah atas dosa-dosa yang telah dilalui selama 11 bulan yang lalu. Dalam menyambut bulan Ramadan, persiapannya adalah menyiapkan kebersihan perlengkapan ibadah, baik mukena, sajadah, baju koko tidak lupa mushaf untuk bila sewaktu-waktu akan membacanya dan mentadabburinya lewat terjemahannya.

Tidak mungkin kan, bila kita akan bertemu raja dalam suatu perayaan menggunakan seburuk-buruknya pakaian? Tentu sebagai yang berakal akan menyiapkan sebaik mungkin, mulai dari menjaga kebersihannya perlengkapan ibadah hingga memberikan wangian yang menyenangkan tanpa bahan yang dilarang dalam agama. Sebagaimana dalam hadits Rasulullah SAW bersabda:

“Aththohuru Syatrul Iimaan, kebersihan itu adalah bagian dari Iman (Shahih)”

Jelas di dalam hadis di atas bahwa orang yang beriman adalah orang yang menjaga kebersihan, baik kebersihan badannya, kebersihan pakaiannya, hingga kebersihan hatinya dengan memperbanyak istigfar dan taubat kepada Allah SWT.  Begitupula sebaliknya, orang yang tidak menjaga kebersihan pakaiannya, compang-camping sana-sini kusam tidak terurus dan ditambah bau yang tidak sedap, akan mengurangi citra sebagai insan beriman, merugikan dan tidak nyaman dilihat orang lain.

Kebersihan hati pun sangat urgen untuk selalu menjaga tutur kata agar tidak menyakiti hati orang lain, menjauhi sifat dengki, sifat gosip yang biasanya tanpa sadar terjebak dalam lingkarannya yang dapat merusak hati dan amaliyah. Sejauh-jauhnya menjauhi lingkaran perkawanan yang mengarahkan ke sana ketika dalam suatu perbincangan tersebut. Membawa diri agar tidak terjerumus dalam lembah dengki. Menginginkan kenikmatan pada orang lain tersebut hilang dan musnah. Senang bila orang lain tertimpa musibah adalah salah satu sifat buruk yang harus di buang jauh-jauh.

Maka sudah semestinya dalam bulan Ramadan ini, kita jauhi sedikit demi sedikit perbuatan tersebut, dan menggantinya dengan perbuatan baik dan amaliyah-amaliyah bermanfaat untuk tatanan kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat nanti.

Semoga di dalam bulan Ramadan ini kita menjadi manusia yang beruntung, yang membawa segudang pahala yang banyak untuk kita tuai kelak di akhirat. Kebaikan-kebikan yang kita lakukan akan mendapat ganjaran walau kebaikan tersebut sekecil biji atom yang tidak terlihat mata sekalipun. Semoga selalu berbahagia dalam menjalani kehidupan yang penuh onak dan duri. Selalu bersabar menjalani ujian dan cobaan dari Allah SWT menuju insan paripurna sang khalifah di muka bumi.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Senin, 22 April 2024 | 16:00 WIB

Pemilik Rumah dan Ruko di Paser Diimbau Punya Apar

Senin, 22 April 2024 | 12:30 WIB
X