Jadi Penerus Orangtua walau Sempat Minder

- Rabu, 15 Mei 2019 | 16:58 WIB

Menjadi remaja masjid merupakan sebuah pilihan yang tak pernah disesali Novian. Ia merasa, berkegiatan di masjid adalah hal positif dibandingkan hanya berdiam diri di rumah.

ARI PUTRA, Tanjung Redeb

JARUM jam menunjukkan pukul 17.00 Wita pada Selasa (14/5) kemarin. Tampak beberapa remaja putri tengah sibuk menyusun takjil di atas piring plastik kecil ke berbagai sudut Masjid Agung Baitul Hikmah. Sementara remaja laki-laki sibuk menyiapkan minuman dingin dan air mineral di bagian belakang masjid.

Di antara para remaja laki-laki itu, ada Novian Salsabil Nur. Remaja kelahiran 23 November 2000 ini, sudah menjadi salah satu pemimpin bagi remaja-remaja lainnya yang tergabung dalam Ikatan Remaja Masjid Agung (IRMA) Baitul Hikmah.

“Kami di sini (masjid, red) biasanya (kumpul) sebelum salat Ashar. Salat dulu baru persiapan (menyiapkan takjil) untuk buka puasa bersama dan salat Magrib,” katanya saat ditemui Berau Post, Selasa (14/5).

Menjadi remaja masjid sudah dijalani Novian hampir tiga tahun terakhir ini. Bukan waktu yang singkat bagi pelajar SMK 1 Berau ini. Meski harus fokus pada pendidikannya, Novian mengaku tak pernah absen menjalani kegiatan di masjid selama Bulan Ramadan.

Dirinya mengaku, bergabung dalam remaja masjid merupakan pilihan positif untuk mengisi waktu luangnya. “Lebih baik begini ketimbang, sekalian bisa mencari berkah di masjid,” ucapnya.

Kedua orangtuanya pun tak pernah keberatan. Apalagi anak kedua dari empat bersaudara ini menyebut apa yang dilakukannya, berbanding lurus dengan sang ibu yang pernah menjadi anggota remaja masjid.

Hal itulah yang mendasari Novian semakin tertarik menjadi remaja masjid. Pengalaman yang disampaikan sang ibu, membuat dirinya penasaran untuk merasakan langsung sebagai remaja masjid. Sehingga saat masih duduk di bangku SMP, dirinya menawarkan diri untuk bergabung menjadi remaja Masjid Agung Baitul Hikmah.

“Enggakada yang nyuruh atau ngajak. Karena penasaran dan tertarik aja bagaimana rasanya menjadi remaja masjid,” terangnya.

Memang pada awalnya sempat merasa minder. Apalagi ketika bertugas mengumpulkan infak jamaah masjid menggunakan kantong kain dengan berkeliling. Karena saat itu, dirinya merasa menjadi pusat perhatian jamaah.

“Sempat lama juga minder. Karena teman-teman saya juga pas tahu saya jadi remaja masjid, langsung banyak yang datang untuk melihat,” ujarnya sembari tersenyum.

Kini, rasa minder itu sudah hilang. Dirinya pun makin rileks mengerjakan tugas-tugasnya sebagai remaja masjid. “Asyik saja sih menjadi remaja masjid ini. Banyak hal positif juga yang saya dapatkan. Salah satunya makna berbagi seperti di bulan puasa ini,” pungkasnya. (*/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB

Jalan Rusak di Siradj Salman Minta Segera Dibenahi

Kamis, 18 April 2024 | 10:00 WIB
X