TANJUNG REDEB – Balai Besar POM Samarinda, Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan menggelar advokasi kelembagaan desa, di Kantor Bupati Berau, Selasa (14/5). Kegiatan ini merupakan rangkaian dalam mewujudkan gerakan keamanan pangan di desa.
Ketua Panitia Kegiatan sekaligus Kepala BPOM Samarinda, Abdul Haris Rauf menyampaikan kalau pembangunan keamanan pangan ini dimulai dari tingkat individu, keluarga termasuk pedesaan. Hal ini pun merupakan salah satu upaya dalam rangka mewujudkan program nawacita yaitu membangun Indonesia dari pinggiran.
Dalam mewujudkan gerakan ini, diperlukan peran aktif dari fasilitator serta kerja sama seluruh pihak terkait, dalam menjaga keamanan pangan. Melalui kegiatan advokasi, diharapkan dapat mewujudkan kemandirian masyarakat desa sekaligus menjaga keamanan pangan.
“Kita harap juga masyarakat mendapatkan informasi yang jelas mengenai pangan yang berbahaya. Sehingga keamanan pangan ini dapat dijaga dan diwujudkan oleh masyarakat desa,” jelas Abdul Haris.
Sementara Bupati Berau, Muharram menegaskan bahwa, pangan yang beredar dan dikonsumsi saat ini sangat jauh berbeda dengan pangan zaman dulu.
Di mana masyarakat hanya mengonsumsi pangan olahan lokal yang berbahan dasar alami saja. Sementara kini banyak pangan olahan yang memiliki kandungan berbahaya jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
“Saya rasa tepat apa yang telah dilakukan ini. Jadi masyarakat lebih tahu dan jelas mana saja pangan yang layak dikonsumsi dan tidak bermanfaat bagi tubuh,” tegasnya.
Muharram juga mengharapkan agar advokasi ini tidak hanya berhenti sampai kegiatan itu saja. Tapi terus digalakan, hingga akhirnya masyarakat dapat memahami dengan pasti mengenai pangan yang berbahaya dan tidak.
Dalam mewujudkan target tersebut, BPOM pun diarahkan agar turun langsung ke masyarakat desa. Dan memberikan pemahaman langsung mengenai gerakan keamanan pangan.
“Target dari gerakan kita ini adalah masyarakat paham mana saja pangan yang berbahaya. Ini merupakan substansi yang harus kita pegang untuk diwujudkan. Sehingga tidak hanya sekadar sosialisasi, tapi ada target nyata yang kita capai. Dengan kata lain gerakan ini dibilang sukses,” pungkasnya. (hms5/sam)