Pelaku Pengeboman Ikan Ternyata Nelayan Luar Berau

- Jumat, 17 Mei 2019 | 14:32 WIB

TANJUNG REDEB– Bupati Berau Muharram mengutuk para pelaku pengeboman ikan di perairan Berau. Pasalnya, aktivitas menangkap ikan menggunakan bom, tidak sekadar membunuh ikan yang akan ditangkap. Tapi juga merusak ekosistem, sehingga dapat merusak rantai makanan biota bawah laut Bumi Batiwakkal. Apalagi para pelakunya diduga adalah nelayan dari luar Berau.

Untuk itu, Muharram meminta aparat kepolisian maupun TNI segera mengambil tindakan untuk menjerat para pelaku. “Pelaku harus segera diamankan. Kalau tidak, mereka akan bebas berkeliaran dan mengulangi perbuatannya,” katanya saat ditemui di kediamannya.

Muharram menuturkan, rusaknya terumbu karang akibat pengeboman ikan, juga berpengaruh pada sektor pariwisata. Karena Berau merupakan salah satu daerah wisata yang mengandalkan keindahan alam bawah lautnya. Yang sudah cukup dikenal hingga ke mancanegara. “Kalau terumbu karang rusak, tentu akan berdampak pada menurunnya jumlah wisatawan yang datang ke Berau. Banyak sekali efek negatifnya,” jelasnya.

Jangka panjangnya, nelayan-nelayan lokal Bumi Batiwakkal, juga makin kesulitan mendapatkan ikan. Karena wilayah tangkapan mereka sudah rusak akibat aktivitas pengeboman ikan, jika tidak segera dihentikan. “Dampaknya sampai ke anak cucu kita nanti,” terangnya.

Diketahui, aktivitas penangkapan ikan menggunakan bom, kembali marak di Berau. Kondisi itu membuat nelayan lokal Bumi Batiwakkal – sebutan Kabupaten Berau – resah dan berharap aparat segera bertindak.

Pasalnya, diutarakan Ismail, salah satu nelayan asal Bidukbiduk, hasil tangkapannya dan nelayan lainnya makin menurun. Sementara nelayan lokal sepertinya, sudah bertahun-tahun dilarang menangkap menggunakan bom, bahkan ada yang sampai diproses hukum. Tapi sekarang, justru nelayan-nelayan yang diyakininya berasal dari luar Berau, bisa leluasa menangkap ikan dengan cara ilegal tersebut.

“Sudah semingguan ini banyak nelayan luar datang ngebom. Lokasinya di perairan Pulau Bilang-Bilangan dan Mataha,” ujarnya kepada Berau Post, Rabu (15/5).

Diharapkannya, seluruh pihak terkait bisa tegas dan tidak pandang bulu. “Kalau mau menerapkan larangan menangkap ikan dengan alat yang tak ramah lingkungan, harus tegas. Semua harus berani ditindak, adil, karena kami nelayan lokal ini yang dirugikan,” tegasnya.

Saat ini, hasil tangkapannya hanya tak pernah cukup sampai 1 ton setiap turun melaut. Padahal biasanya, dirinya bersama nelayan lainnya bisa membawa pulang ikan hingga 3 ton dalam sekali melaut.

“Kami sangat dirugikan,” ucapnya.

Dikonfirmasi, Kepala Bidang Budidaya Perikanan, Dinas Perikanan Berau Berau, Yunda Zuliarsih menuturkan, pihaknya sudah menerima keluhan nelayan tersebut. Keluhan tersebut juga sudah diteruskan pihaknya ke Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kaltim dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Tarakan, agar segera ditindaklanjuti.

“Kami juga telah meminta teman-teman NGO dalam hal ini Biota Laut Berau untuk berperan aktif melakukan pengawasan dengan melibatkan aparat keamanan,” katanya.

Yunda menambahkan, DKP Kaltim belum memberikan tanggapan atas laporan tersebut. Sementara PSDKP Tarakan langsung menggelar patroli untuk mencegah aksi pengeboman ikan di sekitar dua pulau konservasi tersebut.

“Kami di daerah tidak memiliki wewenang apapun, tapi kami telah melaporkan kejadian ini ke provinsi. Kami takut kehidupan di bawah laut akan rusak jika (aktivitas pengeboman ikan) dibiarkan terus-menerus,” tuturnya.

Terpisah Kapolres Berau AKBP Pramuja Sigit Wahono menuturkan, pihaknya akan melakukan patroli bersama dengan TNI Angkatan Laut (AL) untuk memburu para pelaku pengeboman ikan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X