Penukaran Uang

- Sabtu, 18 Mei 2019 | 13:56 WIB

BUKAN jadi persoalan yang muncul belakangan. Sejak awal dibukanya Pasar Ramadan, sudah sering jadi keluhan. Persoalan kecil. Ia memang urusan kecil. Juga menyangkut uang kecil. Uang kecil yang kadang-kadang menyita waktu transaksi, bahkan bisa membatalkan jual beli.

Saya setiap ke Pasar Ramadan di beberapa lokasi, memang sering dihadapkan pada persoalan uang kecil. Buat kembalian saat berbelanja. Apalagi di jam awal buka. Belum ada pembeli, kotak uang masih kosong. Mau pinjam dengan penjual lainnya, keluhannya juga sama.

Beruntung, harga jual yang ditawarkan oleh para pedagang yang menjual menu takjil untuk berbuka puasa relatif angkanya bulat. Misalnya, Risoles ada yang jual Rp 5 ribu 3 biji, ada juga yang Rp 10 ribu. Ada yang sudah dalam kemasan, isi 4 biji. Makanan juga seperti itu, sayur bening seperti yang saya beli kemarin, harganya Rp 10 ribu per porsi. Tapi saya minta separuh untuk sekali makan.

Jadi, tak ada harga yang bisa membuat pembeli dan penjual mesti sibuk mencari uang kecil. Tapi, dengan catatan, yang datang berbelanja juga sudah menyiapkan uang pecahan kecil. Sehingga, target waktu berkeliling di Pasar Ramadan bisa terpenuhi.

Saya sempat terpikir, apa tidak justru membantu masyarakat bila di kawasan Pasar Ramadan di halaman Masjid Agung Baitul Hikmah, juga hadir pojok penukaran uang. Kalau saja hal itu dilakukan oleh pihak perbankan, toh saya sering melihat setiap bank juga punya mobil unit layanan.

Ketika saya ke Pasar Ramadan kemarin, saya sengaja masuk lewat petak paling akhir. Saya ingin melihat, apa yang ditawarkan di lokasi itu. Ternyata saya melihat ada beberapa unit mobil yang ikut dipajang dengan menggunakan tenda sendiri. Menarik juga, tiada hari tanpa promosi. Selain kendaraan, ada pula operator telepon yang menawarkan paket pulsa. Ini semua bagian dari apa yang diperlukan masyarakat.

Karena itu, kehadiran unit pelayanan penukaran uang, khususnya pecahan kecil akan membantu masyarakat. Baik untuk bertransaksi di lokasi Pasar Ramadan, juga persiapan menghadapi Lebaran nanti. Jelas manfaatnya sangat besar. Biasanya yang diperlukan itu pecahan uang kertas Rp 10.000, Rp 5.000 juga Rp 20.000.

Memang ini terobosan bila perbankan bisa membuka pojok penukaran uang di kawasan Pasar Ramadan. Seperti halnya di Jakarta, dengan muda bisa ditemukan penukaran uang di tepi jalan. Misalnya di kawasan Monumen Nasional (Monas) atau dalam kawasan menuju Kota Tua Batavia. Banyak yang menawarkan uang kertas yang masih terikat rapi.

Saya mungkin ‘menantang’ pihak bank di Tanjung Redeb, untuk tampail di pojok penukaran uang. Tak usah lama-lama, cukup 3 hari saja. Toh perjalanan Pasar Ramadan diperkirakan hanya berlangsung selama 25 hari. Masih ada sepuluh hari terakhir menjelang batas akhir kegiatan Pasar Ramadan.

Saya sangat yakin, masyarakat akan bahagia bila itu dilakukan. Pojok penukaran uang pecahan kecil. Sebab di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang ada, hampir semua bank tak ada transaksi pecahan uang kecil. Jadi, memang harus lebih dekat dengan nasabahnya. Toh yang berjualan dan yang datang berbelanja di Pasar Ramadan juga ada nasabah bank di Tanjung Redeb. Selamat melaksanakan ibadah Puasa.(*/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB
X