TANJUNG REDEB – Minim anggaran, Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Berau tak bisa penuhi permintaan pemerintah kampung untuk pengadaan hewan ternak sapi. Hal itu diakui Kepala Dispertan Berau Mustakim Suharjana, kepada Berau Post belum lama ini.
Namun disebutnya, saat ini pihaknya masih berupaya menyiasatinya dengan melakukan kawin suntik atau persilangan tanpa pejantan.
" Jadi sapi lokal disilang dengan sapi Simental Limosin yang ukurannya besar. Kalau di Sulawesi cara ini sudah biasa, sementara untuk di Berau baru berjalan sekitar 3 tahun," ungkapnya.
Disebutnya, program itu dilakukan Pemkab Berau secara cuma-cuma, bahkan pihaknya akan melakukan mendampingi peternak untuk mengembangkannya, agar metode yang dijalankan bisa berjalan sesuai dengan rencana.
"Nanti ada petugas kita yang memantau, jadi selalu dimonitor dan Itu gratis. Jadi pemantauannya sampai bunting, kalau tidak juga bunting akan periksa apa masalahnya, dan kita obati," jelasnya.
Untuk penerapan metode ini pun sudah diklaimnya sudah menyentuh 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Berau, dengan Kecamatan Sambaliung, Gunung Tabur, dan Teluk Bayur yang paling banyak menerapkan metode tersebut.
“Dengan program ini dipastikan tidak ada lagi pengadaan sapi. Sudah kita moratorium, karena tidak ada anggarannya," pungkasnya. (*/sht/sam)