Dinkes Harus Berinovasi

- Rabu, 22 Mei 2019 | 15:09 WIB

TANJUNG REDEB – Wakil Ketua I DPRD Berau Saga, meminta jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau berinovasi menekan tingginya angka kematian bayi di Bumi Batiwakkal.

Menurutnya, petugas kesehatan di seluruh kecamatan, jangan terpaku atau menunggu warga, khususnya ibu hamil memeriksakan kandungannya ke puskesmas atau posyandu. Tapi lebih efektif melakukan pengecekan langsung dengan mendatangi rumah-rumah warga.

“Perlu adanya inovasi untuk bagaimana menekan angka kematian bayi ini. Serta imbauan dari Dinkes juga harus lebih digiatkan lagi, supaya masyarakat mau memeriksakan kehamilannya,” katanya kepada Berau Post, Selasa (21/5).

Dirinya pun meminta pemerintah jangan menyalahkan masyarakat karena hanya bercermin pada angka kunjungan ke posyandu. Pasalnya, minimnya tingkat kunjungan masyarakat ke posyandu, juga dipicu minimnya edukasi dari petugas kesehatan.

“Saya rasa banyak juga masyarakat yang tidak tahu apa sih manfaat ke posyandu,” ucapnya.

Karena itu, Saga meminta Dinkes Berau untuk jemput bola, guna memberikan edukasi tentang besarnya manfaat ke posyandu, serta melakukan pemeriksaan langsung kepada ibu hamil. Dengan begitu, angka kematian bayi pun diyakininya bisa ditekan pada 2019 ini.

“Melalui rapat paripurna beberapa waktu lalu, harusnya bisa menjadi evaluasi Dinkes. Mereka harus bisa berinovasi. Sehingga apabila ada penurunan angka kematian, bukan dewan yang dipuji, melainkan mereka sendiri,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau Totoh Hermanto menjelaskan, penyebab terus meningkatnya angka kematian bayi dikarenakan rendahnya akses masyarakat, khususnya ibu hamil ke posyandu.

Hal itu dibuktikannya dari data pihaknya, yakni hanya 46 persen ibu hamil yang datang ke posyandu setiap tahunnya. “Artinya, ibu hamil yang memeriksakan untuk menjaga kesehatannya dan bayinya hanya sebagian saja,” katanya kepada Berau Post, beberapa waktu lalu.

Padahal, dirinya menerangkan, datang ke posyandu merupakan salah satu hal penting bagi ibu hamil. Termasuk yang baru melahirkan. Karena pihak posyandu akan membagikan tablet zat besi, supaya ibu hamil tidak mengalami anemia.

Anemia sendiri merupakan suatu kondisi seseorang yang jumlah sel darah merahnya lebih rendah dari jumlah normal. “Kalau ibu hamil terkena anemia atau kurang darah, maka berisiko bayinya akan prematur atau lahir belum pada waktunya,” ucapnya.

“Di sisi lain juga pelayanan saat memasuki trimester satu dan dua, sebenarnya harus benar-benar ditingkatkan. Supaya bisa terdeteksi kesehatan janin dan kondisi sang ibunya juga,” lanjut Totoh.

Tak hanya itu, tingginya angka kematian bayi juga berkaitan dengan angka pernikahan dini di Bumi Batiwakkal.

“Banyak juga masyarakat kita yang menikah di usia dini, sehingga punya risiko terhadap janinnya apabila kelak hamil. Misal rahimnya yang belum kuat,” tuturnya.

Karena itu, untuk menekan angka kematian bayi, pihaknya terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. “Kami juga terus berkoordinasi dengan lintas sektor terkait, terutama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar intens memeriksakan kehamilannya, baik di puskesmas maupun ke posyandu,” tandasnya. (arp/udi)

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB
X