Gaji dan Insentif Terlalu Rendah, Dokter Ngga Minat Tugas di Berau

- Sabtu, 15 Juni 2019 | 00:13 WIB

TANJUNG REDEB – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Abdul Rivai Tanjung Redeb, disebut masih kekurangan dokter umum. Sehingga perlu adanya penambahan untuk  memaksimalkan pelayanan terhadap pasien.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Berau, Abdul Jabbar Karem mengatakan kekurangan dokter tentu menjadi persoalan yang turut memberikan dampak pada pelayanan kesehatan. Terlebih pada momen lebaran kemarin yang mesti berjaga untuk melayani pasien. Menurutnya, saat ini memang perlu ada tambahan tenaga dokter umum.

“Saat ada dokter umum, bahkan berstatus PNS tetapi malah memilih keluar. Harusnya Rumah Sakit mengajukan ke Bupati untuk minta  dikembalikan ke Rumah Sakit Abdul Rivai lagi,” ujarnya.

Kendati demikian, pihaknya hanya bisa terus berupaya melakukan perbaikan pelayanan. Terlebih ia mengusulkan saat libur lebaran mestinya nonmuslim yang harus siap berjaga. Seandainya hal itu diterapkan, pemerintah daerah bisa  membuat aturan itu jauh-jauh hari sebelum lebaran agar libur bersama didahulukan dan diwajibkan nonmuslim untuk standby di Rumah Sakit. Namun, tentu dengan adanya kompensasi dari Pemda yang seharusnya diperoleh tenaga jaga  tersebut.

“Sebagai penghargaan. Harusnya ada aturan untuk instruksi seperti itu. Usulan ini pun sebagai peningkatan pelayanan kesehatan. Pemda dalam hal ini Bupati Berau bisa menginstruksikan hal itu,” jelasnya.   

Selama ini juga masih sulit merekrut tenaga dokter spesialis. Saat ini saja hanya ada 19 dokter spesialis yang bekerja di Kabupaten Berau. Menurut pria yang akrab dipanggil Jaka itu, persoalannya karena gaji dan insentif yang terlalu rendah. Terlebih ditempatkan di daerah terpencil.

“Bisa dipastikan banyak dokter spesialis yang menolak ditempatkan di sini, karena gaji dan insentif yang murah. Karena dokter ini kan pekerjaanya berat, butuh refreshing,” terangnya.

Jaka berharap, pemerintah bisa mempertimbangkan kembali persoalan itu. Pasalnya, Berau masih kekurangan tenaga kesehatan. Terlebih masalah layanan kesehatan ini selalu menjadi sorotan, karena ini pelayanan publik dan hanya punya satu rumah sakit di kota dan satu lagi di pesisir.

“Selama ini, IDI terus berusaha memperjuangkan peningkatan penghasilan bagi tenaga kesehatan, mulai dokter, bidan dan perawat agar sesuai dengan beban kerja dan tanggungjawab mereka,” tegasnya. (mar/asa)

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Dishub PPU Desak Pemprov Bangun Terminal Tipe B

Sabtu, 27 April 2024 | 10:30 WIB

DPRD Berau Soroti Ketahanan Pangan

Sabtu, 27 April 2024 | 08:57 WIB

Kampus dan Godaan Rangkap Jabatan

Sabtu, 27 April 2024 | 08:44 WIB

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB
X