Nyaman Juga Rasanya

- Rabu, 19 Juni 2019 | 14:16 WIB

TERKADANG dihadapkan pada situasi yang harus memilih. Tergantung tingkat kesabaran. Sama halnya saat ingin melakukan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Memilih di SPBU atau eceran yang sama-sama ada konsekuensinya.

Saya dapat informasi yang bisa sedikit memberikan semangat, saat ke kantor Garuda Indonesia Berau di Hotel Derawan Indah, kemarin (18/6). Saya berjumpa Pak Stanislaus Radityo Putranto AP, selaku Branch Manager. Secara khusus saya berterima kasih karena difasilitasi saat akan pulang dari Makassar. Dengan menggunakan poin miles garuda. Saya juga jumpa dengan Pak Dharmin, salah seorang stafnya.

Dari perbincangan singkat di lobi kantornya, Pak Radtyo juga bercerita sekitar rencana garuda yang akan membuka rute Berau-Samarinda. Tentu ini kabar menarik, sebab akan ada pilihan baru dengan penerbangan terhubung ke berbagai tujuan lanjutan. Semoga saja rencana itu bisa terlaksana dengan cepat. Semoga juga ada harganya bisa membuat napas lega.

Kembali setelah merantau di kampung sendiri, banyak kesibukan menanti. Juga banyak undangan pesta perkawinan yang sudah menumpuk di meja. Satu persatu saya hadiri. Pernikahan putri dari teman saya Pak Norjani yang kerja di Kantor Pariwisata, serta pesta perkawinan Putri Yana, karyawan Bankaltimtara di Gunung Tabur. Harinya bersamaan, lokasinya yang berbeda.

Menarik juga sebab dengan menghadiri dua acara itu, saya juga bisa bertemu banyak teman yang kebetulan belum bersilaturahmi usai lebaran. Kita saling memaafkan satu sama lain. Juga mendoakan kedua mempelai semoga berbahagia.

Usai menghadiri acara itulah, saya berpikir untuk mengisi BBM. Posisi jarum pada Dash Board mobil saya, sudah menujukkan perlu tambahan segera. Saya memang salah satu pelanggan yang tak sabar untuk antre. Karena itu, sangat jarang mengisi BBM di SPBU. Saya berlangganan BBM eceran yang dijual di tepi Palan Pemuda. Kebetulan teman saya juga, jadi tidak khawatir soal kualitasnya. Harga lebih sedikit tak masalah.

Dari arah Gunung Tabur, saya berbelok menuju Rinding. Tujuannya ke SPBU milik Pak Haji Masdar. SPBU tertua dan pertama beroperasi di Berau.  Saya sempat hadir ketika peresmian pengoperasian SPBU tersebut. Pemiliknya juga saya kenal yang kebetulan pernah menjadi anggota DPRD Berau.

Saya sempat waswas. Bila ada antrean panjang, saya akan kembali mengisi di tepi jalan. Saat berada di SPBU tersebut, terlihat ada dua truk besar yang sedang melakukan pengisan BBM jenis solar. Saya pikir, dispenser BBM untuk jenis premium dan pertalite tidak buka. Rupanya terlindung bak truk tersebut.

Saat berbelok ke halaman SPBU, cukup lengang. Di depan saya ada mobil pelayanan roti milik Pak Haji Toyen yang rumahnya tak jauh dari rumah saya di Jalan P Diguna. Saya merasa lega. Bisa leluasa mengisi minyak dengan tenang. Petugas SPBU juga tidak terburu-buru. Di belakang saya tak ada kendaraan lain.

Suasana seperti ini sebetulnya yang diharapkan oleh hampir semua konsumen BBM. Tak antre panjang, kalau juga antre tidak lama menunggu. Maklum, di sepanjang jalan menuju Teluk Bayur ada 3 SPBU. Kadang-kadang semua SPBU terjadi antrean panjang dan mengular. Juga antrean motor bertangki besar. Kalau sudah pandangan begitu, saya memilih tidak ikut antre. Teman saya pernah sampai meninggalkan mobilnya, agar bisa dapat giliran esok harinya.

Atau barangkali ini dampak positif dari keinginan Pemkab yang akan melakukan penertiban. Baik menertibkan pelanggan SPBU yang akan menjual kembali maupun menertibkan penjual eceran. Aduh, bagaimana nasib teman saya yang jualan di Jalan Pemuda itu.

Dulu saat Berau masih mengandalkan pasokan lewat laut dari Tarakan, bila cuaca buruk bisa terjadi kelangkaan BBM. Sekarang kelangkaan itu bisa diatasi karena ada penampungan sementara yang berada di Maluang. Juga bila menghitung pemakaian, rasanya cukup saja jatah yang diberikan. Mengapa bisa terjadi kekurangan? Maklum Berau ini posisi di tengah, banyak kendaraan antarkabupaten bahkan antarprovinsi yang ikut menikmati.

Yang jelas, saya merasakan suasana yang jarang saya rasakan saat mengisi BBM. Saya tidak sengaja berkata pada petugas SPBU “Kalau begini nyaman jua rasanya” petugas SPBU tersenyum. Mumpung suasana menyenangkan, saya pun minta isi penuh tangki pertalite. Biar tahan hingga tiga minggu.(*/asa)

 

 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB
X