TABALAR – Ketersediaan air bersih di Kampung Tabalar Muara, Kecamatan Tabalar, harus menjadi perhatian pemerintah. Sebab, minimnya sarana air bersih membuat warga harus bertaruh nyawa hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan lain sebagainya.
Disebutkan Kepala Kepala Kampung Tabalar Muara, Jalalludin, minimnya air bersih di kampung yang dipimpinnya membuat warga harus melakukan kegiatan tersebut di Sungai Tabalar yang membentang di sepanjang kampung.
“Masalahnya di sungai itu ada buayanya, kalau sudah air besar (pasang, red) warga tidak berani turun ke bawah,” katanya diwawancara belum lama ini.
Hingga kini disampaikannya, sudah ada 4 warga menjadi korban predator yang menguasai sungai tersebut. “Kami tidak ada pilihan lain, harus bertaruh nyawa dan ekstra hati-hati kalau ingin mandi di sungai ini,” tuturnya.
Sedangkan untuk minum dan masak disebutnya, warga ‘dipaksa’ memanfaatkan air hujan yang ditampung kemudian diendapkan, namun cuaca yang tidak menentu membuat warga terpaksa harus merogoh kocek untuk membeli air mineral per liter.
Sebenarnya diutarakan Jalalludin, ada cara mudah bagi warga untuk mendapatkan air, tanpa harus turun ke sungai yakni menggunakan pompa air. Hanya saja, penggunaan pompa yang mengandalkan penggunaan listrik menjadi kendala lain, itu mengingat Kampung Tabalar Muara hanya didukung suplai listrik selama 6 jam saja.
“Itu juga tergantung pada ketersediaan bahan bakar minyak (BBM), karena di kampung ini masih menggunakan tenaga diesel untuk menyalakan lampu. Makanya kami sangat berharap setidaknya adanya sarana air bersih di sini (Kampung Tabalar Muara, red),” pungkasnya. (*/yat/sam)
