Liburan Sekaligus Belajar Hutan Tropis

- Selasa, 25 Juni 2019 | 15:25 WIB

Bentang alam yang indah disertai beragam flora dan fauna di Berau merupakan karunia terbaik dari Tuhan. Karunia inilah yang menjadi daya tarik bagi salah satu yayasan yang bergerak di bidang konservasi kehutanan untuk membawa sekitar 150 pelajar dari enam negara berbeda untuk mengunjungi Bumi Batiwakkal.

ARI PUTRA, Tanjung Redeb

SITUASI yang begitu berbeda tampak terasa di lokasi Central Orangutan Protection (COP) yang berada di jalan poros Kecamatan Kelay pada Minggu (24/6) pagi. Puluhan wisatawan asing ‘menyerbu’ lokasi yang menjadi sekolah bagi para orangutan sebelum dilepasliarkan.

Ya, para wisatawan itu merupakan kumpulan pelajar dan pendampingnya. Mereka berasal dari dua negara Eropa, yaitu Denmark dan Inggris. Kedatangan mereka ke lokasi COP ini bukanlah semata untuk berlibur di negara yang beriklim tropis ini. Melainkan juga tengah belajar tentang kondisi Kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan (HLSL).

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau Masrani, akan ada sekitar 150 pelajar yang berasal dari enam negara akan mengunjungi Berau dalam satu bulan terakhir. Enam negara itu di antaranya Inggris, Denmark, Swedia, Australia, Taiwan dan Jepang.

“Ini ada sekitar 36 pelajar dari Inggris dan Denmark yang datang. Mereka ke sini dalam rangka pelaksanaan ekowisata edukasi,” katanya kepada awak media ini.

Kegiatan ini pun disebutnya secara tidak langsung menjadi ajang promosi bagi keindahan alam yang ada di Berau. Pasalnya, selain belajar mengenai ekosistem di Hutan Lesan, para pelajar tersebut juga akan mengunjungi objek wisata andalan Berau yaitu Pulau Derawan. “Jadi setelah satu pekan mereka tinggal di Kampung Lesan Dayak, mereka akan lanjut lagi ke Pulau Derawan,” ujarnya.

Sementara itu, di tempat yang sama Edi Purwanto, Direktur Yayasan yang membawa para pelajar Eropa ke Berau ini mengungkapkan bahwa kegiatan ini selain memiliki tujuan untuk mengedukasi para pelajar, juga untuk mengembangkan dunia ekowisata di daerah untuk dikunjungi.

“Ini bisa menjadi kesempatan untuk menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat sekitar, baik dari homestay, penjual kuliner atau buah tangan,” tuturnya.

Apalagi sesuai rencana kegiatan ini akan berlangsung selama 1,5 bulan atau saat para pelajar di Eropa dan Asia tengah memasuki musim liburan. Tepatnya setiap Juni dan Juli.

Ditanya kenapa Berau yang dipilih? Dirinya menjelaskan dalam kegiatan ini pihaknya didanai oleh Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan, sehingga pihaknya memilih Berau untuk menjadi objek ekowisata.

“Kami melihat kondisi di Lesan ini masih cukup bagus terutama pada hutannya. Terus dari segi ekowisata juga bisa dikoneksikan dengan Pulau Derawan, sehingga ada koneksi antara hutan dan laut,” terangnya.

Melihat raut wajah senang dan tingginya antusias para pelajar selama di Berau. Edi menuturkan tahun depan pihaknya berencana untuk mendatangkan lebih dari 150 pelajar ke Berau. Pasalnya, dengan melihat kondisi ekosistem yang ada di hutan tropik, akan menjadi pengalaman berharga bagi para pelajar Eropa ini.

“Bagi mereka ini adalah edukasi ilmiah. Mereka melihat sistem yang ada di hutan tropis, baik flora dan fauna sehingga mereka belajar soal itu. Karena memang flora dan fauna yang ada di daerah tropis tentunya akan berbeda dengan di negara mereka, karena di sini memiliki kekayaan hayati yang tinggi,” tandasnya.(*/asa)

 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X