TANJUNG REDEB - Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Berau, Fika Yuliana, imbau seluruh orangtua awasi dan batasi penggunaan smartphone kepada anak. Hal itu dikatakannya kepada Berau Post, Senin (24/6).
Sebab, berdasarkan pengamatannya, banyak anak di bawah umur yang seharusnya belum menggunakan smartphone kini sudah memilikinya dan menggunakannya tanpa terkendali. Bahkan tak jarang, anak tersebut bisa menghabiskan waktu yang lama demi bermain gim atau menjelajahi media sosial.
Penggunaan smartphone yang berlebihan kata dia, dapat berdampak buruk pada anak seperti halnya malas belajar maupun kurang bersosialisasi dengan keluarga. Yang paling parah, anak berpotensi menonton hal yang harusnya tidak bisa ditonton untuk anak seumurannya.
"Karena itu pengawasan perlu sekali. Dampak buruk lain juga anak menggunakan smartphone hingga larut malam dan berakibat buruk pada perkembangan psikologis anak,”ungkapnya.
Menurut Fika, sudah seharusnya orang tua memikirkan perkembangan buah hati tanpa harus membebaskan penggunaan smartphone. Apalagi menurutnya, anak-anak di bawah umur sekarang mayoritas sudah mengenal pornografi melalui dunia maya atau internet.
"Kalau ditanya umur berapa anak sekarang sudah mengenal hubungan sex atau pornografi, zaman sekarang umur 10 tahun saja sudah tahu," bebernya.
Parahnya, di Berau sendiri dirinya pihaknya sudah pernah menemukan kasus tersebut, di mana ada anak hampir satu RT ramai-ramai menonton film porno. “Pernah juga terjadi kasus persetubuhan anak SD (Sekolah Dasar). Inilah yang harus kita waspadai, jangan sampai terulang," terangnya.
Untuk mencegah hal itu, dia meminta kepada orangtua menanamkan nilai moral dan agama maupun bersikap tegas. "Tegas itu harus, dalam arti ketika kita tau di smartphone anak ada hal yang tidak pantas atau game online yang tidak seharusnya dimainkan ya harus dihapus," jelasnya.
"Beri juga penjelasan yang mudah dicerna anak. Hingga memberi contoh dengan tidak penggunaan smartphone secara berlebihan," pungkasnya. (*/sht/sam)
