Om Bat, Apa Kabar?

- Sabtu, 13 Juli 2019 | 13:43 WIB

SEKECIL apapun bentuk kontribusi dalam proses pembangunan di daerah, akan tercatat dalam perjalanan hidupnya. Banyak nama yang berperan yang mengawali di saat Berau tidak seramai seperti sekarang.

Setiap saya menulis terkait dengan wisata maupun event kesenian, saya selalu teringat satu nama yang tak akan pernah saya lupakan. Ketika Berau saat itu masih minim fasilitas, bisa menghadirkan sebuah peristiwa besar. Ketika sebuah kegiatan akbar, muncullah satu nama yang bisa menghidupkan suasana.

Namanya Pak Batara. Saya tak lagi menyapa dengan sebutan Pak di depan namanya. Saya memanggil singkat Om Bat. Sebutan itu pula sering diucapkan semua teman-temannya. Om Bat juga menyapa saya Om Daeng. Hiduplah suasana, bila jumpa dengan Om Bat. Siapa saja.

Sekali waktu, usai mengikuti pertemuan, ada tiga ibu-ibu yang minta diantarkan ke rumah Ibu Maridah (Isteri Om Bat). Katanya mau ikut arisan. Saya juga tidak bertanya di mana rumahnya. Setahu saya, setelah tidak lagi di Jalan Durian II, Tanjung Redeb, Om Bat pernah saya lihat di sekitar Jalan Gunung Panjang. Meluncurlah saya ke jalan itu.

“Rasanya tidak di sini,” kata Ibu Zam-Zam yang tinggal di Jalan Pangeran Antasari. Saya yang salah. Memang tidak di Jalan Gunung Panjang, tapi di Jalan Diponegoro. Sekitar Kantor Kementerian Agama. Salah seorang ibu menyebut nama gangnya, hanya saya lupa. “Nah, ini arah ke rumah Ibu Maridah,” kata salah seorang dari ibu yang ikut kendaraan saya.

Sudah ada beberapa ibu-ibu yang siap-siap untuk melakukan undian arisan. Awalnya saya hanya mengantar lalu kembali. Ibu Maridah, mengajak saya untuk menikmati lontong opor ayam buatannya.  Rasanya enak sekali. Akhirnya menunggu hingga arisan selesai, dan dapat tugas lagi mengantar ibu-ibu ke rumahnya masing-masing.

“Mana Om Bat,” kata saya kepada Ibu Maridah. Saat saya tiba di rumah, memang tidak tampak. Om Bat di kamar. Keluar dengan sedikit wajah kuyuh. Ada yang tidak beres pada kaki sebelah kirinya. Bukan juga asam urat. “Kaki saya ini bermasalah,” kata Om Bat. Ia yang awalnya nampak tidak bersemangat, tiba-tiba tersenyum lebar. Senyum yang sering ia tampakkan beberapa tahun, bahkan belasan tahun silam.

“Apa Kabar Om Bat, kita lama tidak pernah jumpa,” kata saya sambil memegang tangannya. Om Bat pun memandang saya. Dulu rambutnya dibiarkan panjang. Sekarang juga nampaknya enggan untuk bercukur potongan Undercut. Kumis dan janggut dibiarkan memutih. Tatapan dan suara beratnya, tak ada yang berubah. “Ya, beginilah, tapi ingatan saya akan banyak peristiwa yang pernah kita lewati bersama, tidak kulupakan,” kata Om Bat.

Kami memang tim tahan banting. Ada satu teman kami yang domisili di Balikpapan. Namanya Pak Harsono juga Pak Nawawi. Kami bersama-sama merancang event besar di Pulau Derawan. Pengunjungnya luar biasa banyak. Saya pikir, itulah event budaya pertama yang pernah digelar di Pulau Derawan.

Usai event itulah, kemudian Pak Nawawi mulai membangun resort miliknya (PT Bumi Manimbora Interbuana). Resort itulah yang pertama di Pulau Derawan, kemudian dalam perjalanan waktu menyusul yang lainnya.

Saya tak lama berbincang dengan Om Bat. Saya tahu kalau sampai pada teman cerita yang mengasyikkan, tiga jam tak cukup waktu. Belum lagi kisah panjat tebing, kisah lomba vokal, dan kisah saat menjadi juri lomba karaoke di Gunung Tabur di mana Om Bat menjadi langganan sebagai juri.

Setelah perjumpaan itu, ada lagi perjumpaan berikutnya di salah satu pesta pernikahan anak teman kami Haji Amir di Jalan Kapten Tendean. Ia bersama sang istri Bu Maridah. Saya memeriksa masakan yang ada di piring di hadapannya.

“Kenapa piringku dicek, semua aman, ada santan ada yang digoreng,” kata Om Bat. “Om Daeng apa yang dimakan,? tanya Om Bat. “Saya hanya menikmati Bolu Pecak, khas bugis,” kata saya sambil tertawa. Alhamdulillah, kami sama-sama tertawa lepas. (*/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Senin, 22 April 2024 | 16:00 WIB

Pemilik Rumah dan Ruko di Paser Diimbau Punya Apar

Senin, 22 April 2024 | 12:30 WIB
X