TANJUNG REDEB – Masih adanya pro dan kontra atas rencana pembangunan pabrik semen di Kecamatan Bidukbiduk dianggap wajar Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Hadi Mulyadi, yang diwawancara Berau Post, Sabtu (13/7).
Bahkan diakuinya, Pemprov Kaltim juga bisa belum mengambil sikap terkait rencana itu, mengingat belum adanya hasil kajian akan dampak baik maupun buruk keberadaan pabrik semen tersebut.
“Sampai saat ini belum keputusan apapun, karena kalau kita tolak kan kita tidak tahu hasilnya gimana? Begitu juga kalau kita terima, apa dampaknya bagi lingkungan? Itu yang masih dilakukan pengkajian,” bebernya.
Sementara, Camat Bidukbiduk, Syafri yang dikonfirmasi via telepon Minggu (14/7) menuturkan, tahun 2018 lalu manajemen PT Semen Kaltim telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat Teluk Sumbang, karena kampung tersebut langsung berbatasan dengan Kutai Timur dan menjadi salah satu wilayah yang berdekatan dengan rencana lokasi pembangunan.
“Kalau masyarakat Bidukbiduk semua sudah setuju dengan adanya pembangunan pabrik semen. Saya beberapa waktu lalu mengadakan rapat dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan mereka semua setuju,” katanya.
Bahkan diakuinya, saat ini masyarakat sudah banyak yang menunggu dimulainya pabrik tersebut, dengan harapan pabrik bisa menyerap tenaga kerja lokal yang cukup besar.
“Selama ini kan mereka hanya menjadi nelayan, dengan adanya pabrik semen ini tentu penyerapan tenaga kerja lokal juga akan besar. Bahkan pihak perusahaan tersebut sudah bertemu dengan warga sini dan mengatakan akan membuka loker yang cukup banyak,” bebernya.
Namun, Syafri menegaskan, sebelumnya manajemen perusahaan dan warga kampung telah membuat kesepakatan, yakni saat investasi masuk lingkungan di Bidukbiduk tetap harus dijaga keasriannya.
“Kami tekankan kepada mereka silakan investasi, namun keasrian lingkungan dan keindahan alam di Bidukbiduk tidak dirusak sama sekali. Mereka dari manajemen PT Semen Kaltim setuju dengan hal tersebut,” pungkasnya. (*/yat/sam)
