Minyak Kelapa Titipan Pak Ronal

- Selasa, 16 Juli 2019 | 12:57 WIB

DIKENAL sebagai kampung Nyiur Melambai, harusnya Kecamatan Bidukbiduk punya produk unggulan. Yakni, minyak kelapa yang diolah secara tradisional. Sayangnya, perlahan produk itu semakin sulit didapatkan.

Inilah salah satu yang diidamkan oleh Pak Ronal Lolang.  Mengembangkan industri minyak kelapa, sebagai salah satu komoditas unggulan. Itupun disampaikan saat saya berjumpa di resor miliknya yang ada di Kampung Teluk Sumbang.

Ketika akan membuka lokasi wisata, Pak Ronal tidak memilih untuk ikut membangun di Pulau Maratua ataupun di Pulau Derawan. Mengapa ia justru memilih di lokasi yang jauh dari keramaian, akses yang sulit ditempuh. Banyak fasilitas yang tidak dimiliki.  Termasuk, tak ada akses jaringan telepon. “Justru di situ yang menjadi nilai lebih,” kata Pak Ronal.

Urusan kenal dengan Pak Ronal, sudah cukup lama. Bahkan, ketika masih muda dan gesit, saya sudah sering jumpa di Samarinda. Bila sering nonton di Bioskop Mahakamah, ada rumah tua kayu bercat putih antik, itulah rumah Pak Ronal yang tetap dipertahankan sampai sekarang.

Tak salah bila memang Pak Ronal sejak dulu adalah pencinta karya seni, dan pencinta keindahan. Kebetulan lokasi yang dipilih untuk membangun resor, juga tempat yang indah. Mutiara yang indah, di tepi Bukit Teluk Sumbang. Tak luas, tapi lokasi yang dipilihnya sangat cantik. “Ini juga pilihan istri saya. Almarhumah,” kata Pak Ronal.

Ia menunjuk satu gubuk kecil yang masih berdiri tak jauh dari lokasi miliknya. “Di situlah saya dengan istri merancang dan membangun resor ini,” kata Ronal. Awalnya tahu lokasi tersebut, karena hobi memancingnya. Dia kadang menghabiskan waktu berminggu-minggu berada di lokasi yang sunyi itu.

Bisa jadi, dulu ketika membuka resor, banyak yang heran. Tapi sekarang justru menjadi incaran wisatawan untuk datang. Saya juga sudah merasakan. Merasakan pantainya yang indah, serta ketenangan yang didapat selama berada di resor Pak Ronal.

“Karena tak ada sinyal telepon itulah, sehingga menjadi pilihan saya,” kata Pak Ronal. Saya bisa bebas tanpa gangguan telepon. Tanpa gangguan media sosial. Jadi, benar-benar menyediakan tempat untuk liburan bersama keluarga. Wisatawan juga bias merasakan, bagaimana nikmatnya terbebas dari ‘gangguan’ sinyal telepon.

Menuju tempat tersebut memang penuh perjuangan.  Setelah lelah perjalanan darat hingga ke Bidukbiduk, masih harus ditambah lagi selama 1,5 jam menuju Lamin Guntur. Namun saat tiba, maka semua lelah akan sirna. Menyaksikan matahari terbenam, hingga benar-benar hilang dari pandangan, tanpa ada yang menghalangi.

Lalu, bagaimana dengan Minyak Kelapa? Sampai sekarang, kata Pak Ronal, dia lebih sering mengonsumsi minyak olahan tradisional warga. Rasanya nyaman. Bila ini dikembangkan dan dikemas dengan baik, ada nilai lebih yang bisa didapatkan masyarakat.

Soal bahan baku, jangan ditanya lagi. Mau berapa banyak setiap hari bisa didapatkan. “Coba jalan-jalan ke Teluk Sumbang, sejauh mata memandang adalah pohon kelapa,” ungkapnya. Dia juga menyadari, ibu rumah tangga generasi sekarang enggan mengolah minyak kelapa buatan sendiri. Lebih suka minyak olahan industri minyak sawit.

Tapi dia sangat yakin, industri rumah tangga berupa minyak kelapa itu, akan dikembangkan per kelompok masyarakat. Pak Ronal akan mencarikan pasarnya. Tak usah jauh-jauh, dijual di Tanjung Redeb saja sudah bisa diserap seluruhnya.

Berbincang dengan Pak Ronal sangat mengasyikkan.  Beliau suka pada anak muda yang kreatif, yang mau berkembang. Teluk Sumbang dengan Lamin Gunturnya, adalah bagian dari cita-cita besar Pak Ronal. Kapan terealisasi? Waktu akan mencatat, setiap langkah yang dilakukan Pak Ronal bersama warga Teluk Sumbang. (*/udi)

 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X