Maksimalkan Potensi Kampung, Cukupi Kebutuhan Beras Lokal

- Selasa, 16 Juli 2019 | 13:01 WIB

Di era modern saat ini, dunia pertanian makin kurang diminati para kaum muda. Eksistensinya pun tergolong jauh di bawah komoditi pertambangan. Karena itu, PT Berau Coal mencoba membangkitkan kembali dunia pertanian di Berau, dengan mengirim remaja-remaja terbaik di lingkar tambang mengikuti pelatihan di The Learning Farm.

MAULID HIDAYAT, Tanjung Redeb

Walau memiliki hamparan lahan pertanian yang luas, produksi beras para petani Kabupaten Berau, belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat. Sehingga, mendatangkan beras dari luar daerah, jadi solusi yang selama ini dilakukan, guna mencukupi kebutuhan beras di Bumi Batiwakkal.

Hal itu turut disadari PT Berau Coal, perusahaan terbesar bidang pertambangan batu bara di Bumi Batiwakkal – sebutan Kabupaten Berau. Sehingga, melalui Yayasan Dharma Bakti Berau Coal (YDBBC), 12 pemuda asal kampung lingkar tambang PT Berau Coal, diberangkatkan ke Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengikuti program pelatihan pertanian organik selama 100 hari di rumah The Learning Farm (TLF).

Muhamad Riyanto salah satu pemuda yang beruntung mengikuti program pelatihan tersebut mengatakan, selama berada di Cianjur banyak pengalaman berharga yang dia dapat. Salah satunya adalah cara bercocok tanam menggunakan bahan-bahan organik yang mudah didapat di kampungnya, namun belum banyak dimanfaatkan masyarakat.

“Saya ingin mengembangkan sektor pertanian, baik padi sawah maupun padi gunung. Melihat potensi di kampung saya cukup banyak lahan kosong yang subur,” ujar pemuda asal Kampung Gurimbang, Kecamatan Sambaliung, kepada Berau Post kemarin (15/7).

Dia juga bercita-cita mengajarkan warga Kampung Gurimbang, cara mengolah pupuk kompos organik yang bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam. Karena dengan pertanian organik, akan memberi banyak manfaat bagi warga dan kampungnya. Sebab tanaman jadi lebih sehat, dengan kandungan nutrisi, kalsium, protein, karbohidrat, dan vitamin, dari berbagai jenis sayuran dan buah yang bisa dikembangkan para petani, selain menanam padi. Dengan perbaikan kualitas tanaman yang dihasilkan, juga akan mendongkrak nilai jual tanaman, menekan biaya operasional karena limbah berkurang dan kualitas air terjaga. Namun semua itu bisa hilang bila tanah tempat menanam tercemar dengan bahan-bahan kimia.

“Saya ingin ilmu yang saya dapat di sana bisa juga dimanfaatkan oleh teman-teman di Kampung Gurimbang sini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada PT Berau Coal yang sudah memilih kami, dan memberangkatkan untuk belajar banyak hal di Cianjur,” bebernya.

Hal senada disampaikan Libut Samuel, pemuda kelahiran 9 Juli 1995 asal Kampung Tepian Buah, Kecamatan Segah. Dikatakannya, banyak pemuda di kampungnya yang sudah enggan turun ke sawah. Sehingga banyak lahan pertanian yang menganggur di kampungnya.

“Kalau semua anak muda malas turun ke sawah, tentu Berau akan selalu mendatangkan beras dari Sulawesi maupun Jawa. Kita lupa bahwa Kalimantan ini merupakan wadah yang sangat subur. Maka dari itu, saya ingin mengembangkan sektor pertanian, dimulai dari kampung saya sendiri,” katanya saat dihubungi kemarin.

Samuel tidak ingin Berau terus-menerus mendatangkan beras dari luar daerah. Malah dia menginginkan, kelak Berau bisa menjadi penyuplai beras ke daerah lainnya. Dirinya juga berkeinginan, agar warga Kampung Tepian Buah, bisa memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mengolah kompos dan menerapkan sistem pertanian organik.

“Pertanian organik ini lebih sehat dan juga peminatnya sangat banyak. Kualitasnya juga sangat bagus untuk dipasarkan,” terangnya.

Sementara itu, Manager Community Development PT Berau Coal, Hikma mengatakan, program mengikutkan para pemuda ke TLF tersebut, adalah yang pertama dilakukan PT Berau Coal. Alasan dipilihnya bidang pertanian, karena potensinya sangatlah besar di Berau.

Sebab, dari data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berau, untuk bidang pertanian masih sangat minim. Angkanya relatif sangat jauh dibandingkan dengan sektor pertambangan. “Ini yang mendorong kami untuk berpikir bagaimana ketergantungan masyarakat pada tambang mulai dikurangi, dengan cara menggali potensi yang ada, salah satunya adalah pertanian,” katanya.

Di saat bersamaan, TLF pun memberikan penawaran dengan mengajak PT Berau Coal bekerja sama, untuk memberangkatkan para pemuda lingkar tambang mengikuti pelatihan peningkatan SDM di bidang pertanian organik.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X