Ingin Wujudkan Gurimbang sebagai Kampung Percontohan

- Kamis, 18 Juli 2019 | 14:20 WIB

Mendapatkan banyak pengetahuan setelah mengikuti pelatihan pertanian organik di The Learning Farm (TLF), Cianjur, Jawa Barat, menumbuhkan semangat dan rasa tanggung jawab bagi Rusliansyah. Tanggung jawab untuk menggelorakan semangat bertani masyarakat di Kampung Gurimbang, Sambaliung, asal tempat tinggalnya.

MAULID HIDAYAT, Tanjung Redeb

RUSLIANSYAH yang baru berusia 19 tahun, memang memiliki cita-cita besar. Yakni ingin menumbuhkan perekonomian warga kampungnya, dengan memaksimalkan hamparan lahan yang luas di Gurimbang, dengan mengembangkan pertanian dengan sistem organik.

Rusliansyah yang baru diberangkatkan PT Berau Coal melalui Yayasan Dharma Bakti Berau Coal (YDBBC), mengikuti pelatihan pertanian organik di TLF, sangat menggebu mengaplikasikan ilmu yang didapat setelah 100 hari mengikuti pelatihan.

“Saya tertarik ikut pelatihan pertanian organik, karena dulu waktu masih SMP dan SMA ada pelajaran pertanian. Jadi saya ada niat untuk memperdalam ilmu pertanian saya, apalagi itu organik tidak menggunakan obat-obatan kimia. Jadi membuat saya semakin tertarik mengikuti pelatihan tersebut walaupun sebelumnya ada niat untuk mengundurkan diri dari pelatihan,” jelasnya kepada Berau Post kemarin (17/7).

Remaja lulusan sekolah pertanian itu, tidak ingin membuang kesempatan mengikuti pelatihan pertanian organik. Padahal saat itu, dirinya juga tengah menjalani pelatihan komputer.

Memang, kedua orangtuanya tidak ada yang berlatarbelakang sebagai petani. Ayahnya adalah seorang nelayan, sementara ibunya hanya ibu rumah tangga biasa. “Tapi karena di kampung saya masih banyak lahan kosong yang dapat dimanfaatkan untuk bercocok tanam. Makanya saya memutuskan memilih pelatihan pertanian. Makanya saya akhirnya ikut tes dan alhamdulillah terpilih untuk diberangkatkan ke Cianjur,” terangnya.

Dari pengetahuan yang didapatkannya, Rusliansyah berniat mengajak para petani di kampungnya, menjadikan Gurimbang sebagai kampung percontohan pertanian organik. “Namun secara perlahan, karena tidak semua orang bisa menerima secara langsung apa yang disampaikan. Butuh proses secara perlahan namun pasti,” ucapnya. Karena menurutnya, dengan menggunakan sistem organik, hasil panen akan terhindar dari bahan kimia yang berbahaya. Harga jual bakal lebih tinggi pasarnya akan terbuka lebar.

Sama dengan Rusliansyah, Restu Saputra yang berasal dari Kelurahan Rinding mengaku senang bisa menjadi bagian dari program pelatihan pertanian organik di TLF.

Restu juga punya keinginan mengembangkan dan membagikan ilmu tentang cara bertani yang baik dan benar, kepada para petani di lingkungannya. “Saya ingin mencari pengalaman tentang bertani. Apalagi saya sebelumnya kurang mengetahui lebih jelas tentang bertani,” tuturnya.

Remaja kelahiran tahun 2000 ini mengaku, sempat tak menyangka bisa lolos dan terpilih untuk diberangkatkan ke Cianjur. Karena minimnya pengetahuannya tentang bercocok tanam. “Selama mengikuti pelatihan, bukan hanya di lapangan saja kegiatannya, tapi ada juga kegiatan di kelas. Makanya, banyak sekali ilmu yang saya dapatkan selama mengikuti pelatihan itu,” katanya.

Restu mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih kepada PT Berau Coal. Dirinya merasakan banyak manfaat yang didapatkan setelah ikut pelatihan, dan kini berusaha untuk diimplementasikan di Bumi Batiwakkal.

“Kebetulan kami mendapat project di Gurimbang. Semoga bisa berjalan sukses dan bisa membantu masyarakat sekitar atas apa yang kami lakukan saat ini,” harapnya. (***/bersambung/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB
X