Investasi Masuk Jangan Dihalang-halangi

- Sabtu, 20 Juli 2019 | 15:53 WIB

TANJUNG REDEB – Derasnya arus penolakan masuknya jaringan swalayan nasional di Berau, cukup disayangkan anggota DPRD Kaltim Rusianto. Wakil rakyat asal daerah pemilihan Berau, Kutim, dan Kota Bontang tersebut justru menilai, masuknya swalayan nasional ke Bumi Batiwakkal akan membawa keuntungan bagi masyarakat.

Menurut pria yang akrab disapa Kiang tersebut, masuknya investasi di Berau, akan membuat daerah semakin berkembang. Selain itu, masuknya investasi tersebut juga diiringi penyerapan tenaga kerja lokal, dan memberikan banyak pilihan bagi masyarakat sebagai konsumen, dengan munculnya persaingan harga barang yang semakin sehat. 

“Masuknya investasi ini menandakan ekonomi Berau semakin berkembang. Dan yang diuntungkan adalah konsumen, masyarakat Berau juga. Mereka punya banyak pilihan untuk berbelanja. Jadi investasi ini jangan dihalang-halangi, karena berkaitan dengan kepentingan orang banyak,” katanya kepada Berau Post (19/7).

Harusnya menurut dia, pemerintah lebih bersyukur karena ada investor yang ingin menanamkan investasinya di Bumi Batiwakkal. “Kalau di daerah lain, mereka yang berusaha mendatangkan investor. Makanya kita di Berau harusnya bersyukur karena yang datang untuk berinvestasi,” terang dia.

Selain itu, masuknya investasi ritel nasional tersebut, bisa menjadi pintu masuk bagi investasi-investasi lainnya. Sehingga, daerah semakin diuntungkan dengan penerimaan pajak dari investasi tersebut. “Karena daerah akan semakin berkembang jika banyak investor yang menanamkan modalnya di daerah,” jelas Kiang.

Bisa jadi, lanjut dia, dengan masuknya ritel nasional tersebut, Berau semakin dilirik pemodal besar. Sehingga berminat membangun pusat-pusat perbelanjaan di Bumi Batiwakkal. “Sekarang yang masuk supermarket, nanti bisa jadi ada investor yang berminat membangun mal di Berau, karena potensi ekonomi di Berau yang semakin membaik,” pungkas Kiang.

Sebelumnya, para pedagang sembako yang tergabung dalam Forum Pedagang Sembako Berau (FPSB), menyatakan penolakan masuknya salah satu jaringan swalayan nasional ke Kabupaten Berau.

Aksi penolakan itu dimantapkan dengan menggelar pertemuan para pemilik toko, minimarket, perwakilan distributor, hingga Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Berau Wendy Lie Jaya, di salah satu kafe di Jalan Pulau Sambit, Tanjung Redeb, Senin (15/7) lalu.

Dijelaskan Ketua FPSB Wahyu, masuknya brand ritel nasional tersebut, telah memunculkan kekhawatiran bagi para pedagang lokal. “Nanti pedagang lokal termasuk usaha-usaha kecil dan menengah akan mati, gara-gara kalah bersaing dengan brand nasional itu,” katanya kepada Berau Post usai pertemuan. (*/yat/udi)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X