TANJUNG REDEB - Dinas Pendidikan Kabupaten Berau menggelar bimbingan teknis (Bimtek) pengelolaan dan penatausahaan dana BOS, Selasa (30/7). Kegiatan yang dipusatkan di Aula STIEM Tanjung Redeb ini dibuka secara resmi oleh Bupati Berau Muharrram. Dalam pelaksanaannya juga dirangkai dengan launching penambahan intensitas membaca kitab suci sesuai agama yang dianut peserta didik jenjang SD dan SMP se Kabupaten Berau.
Kepala Dinas Pendidikan Berau, Murjani menyampaikan, bimtek ini digelar untuk membenahi penyaluran dana BOS dan BOSDA sehingga peruntukannya lebih tepat sasaran. Begitu juga dengan laporan yang akan disusun oleh masing-masing sekolah. “Karena sebelumnya masih banyak temuan yang disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap pengelolaan dana BOS ini,” ujarnya.
Sementara untuk launching penambahan intensitas membaca kitab suci sesuai agama yang dianut peserta didik, ini sesuai dengan arahan dari bupati. Dengan target seluruh peserta didik dapat menanamkan dalam diri mengenai kitab suci sesuai ajaran agamanya masing-masing. Serta dapat diaplikasikan dalam kehidupan sosial maupun di lingkungan sekolahnya.
Pada kesempatan ini, Bupati Muharram menegaskan bahwa pengelolaan dana BOS harus terus diperbaiki. Maksimalkan penyalurannya sehingga dapat menjadi bagian dalam peningkatan dunia pendidikan di Bumi Batiwakkal. “Kelola dana BOS sesuai dengan RAPBS setiap sekolah. Apa saja yang diperlukan oleh masing-masing sekolah agar bisa terpenuhi lewat dana ini,” jelasnya.
Ia juga mengarahkan agar setiap sekolah bisa menjalankan dana BOS sesuai dengan aturan yang berlaku. Mulai dari penyaluran hingga pelaporan serta realisasi di lapangan. Mengingat dana BOS ini menjadi bagian dalam pelaporan pertanggung jawaban pemerintah daerah yang diperiksa oleh BPK RI.
“Kalau salah satu maka berimbas juga kepada pemerintah daerah. Saya harap tidak ada yang bermasalah dan jalankan seusai rambu yang ada,” katanya.
Muharram juga mendorong agar setiap peserta didik bisa meningkatkan pengetahuan spiritualnya dengan penambahan intensitas membaca kitab suci. Ia menilai bahwa pembacaan kitab suci ini merupakan pembenahan dalam membentuk mental para peserta didik. “Jadikan ini sebagai budaya. Karena ini merupakan kewajiban yang harus kita jalankan,” pungkasnya. (hms5/har)