TANJUNG REDEB – Pulau Maratua sebagai salah satu destinasi wisata bahari andalan Kabupaten Berau. Untuk menjaga kelangsungannya, Pemerintah Kabupaten Berau perlu melindungi Pulau Maratua dengan Perda Khusus.
Karena itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau mendukung adanya peraturan daerah (Perda) khusus Pulau Maratua. Hal itu disampaikan Wakil Ketua I DPRD Berau, H Saga, setelah mendapat masukan dari Komisi III DPRD Kaltim yang melakukan kunjungan kerja ke Pulau Maratua, beberapa waktu lalu.
“Memang kami juga menerima masukan itu. Pulau Maratua perlu dilindungi melalui perda khusus agar pengembangannya bisa dikontrol,” kata Saga, beberapa waktu lalu.
Sebenarnya lanjut Saga, pengajuan perda itu sudah sejak lama diusulkan. Hanya saja, karena tidak sempat dibahas, maka sampai sekarang pun belum ada pembicaraan lanjutan. Padahal menurut Saga, untuk perlakuan khusus di Pulau Maratua sangatlah penting dibuat payung hukum.
“Jangan sampai nanti Pulau Maratua ini sama seperti Pulau Derawan yang tidak tertata rapi. Padahal tingkat kunjungan wisatawan ke sana sangat banyak. Jadi untuk perda khusus memang sangat perlu,” kata Saga.
Menurut Saga, untuk membuat perda khusus untuk Pulau Maratua, perlu dikoordinasikan dengan pemerintah provinsi dan pusat. Sebab, ada kawasan yang bukan kewenangan kabupaten. “Kalau kita yang mengusulkan harus dilihat juga apakah kita ada kewenangan untuk itu. Kan Maratua ini sudah diambil kewenangannya oleh pusat. Jadi, harus ada koordinasi dengan pusat terkait perda ini,” jelas politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.
Tak hanya itu, dijelaskannya pula kalaupun perda itu jadi dibuat, maka harus ditetapkan zona mana saja yang masuk sebagai zona inti yang tidak boleh diubah-ubah fisiknya. Dengan kata lain, ada area yang tertutup bagi swasta untuk mendirikan bangunan. Juga harus ada zona yang boleh dikembangkan menjadi kawasan wisata.
“Apalagi dengan dibangunnya bandara di Maratua pastinya akan menambah jumlah kunjungan wisatawan ke pulau tersebut. Sehingga ini juga perlu menjadi perhatian,” pungkasnya. (adv/har)
