Semanting Kembangkan Batik Tulis Mangrove

- Selasa, 6 Agustus 2019 | 15:39 WIB

TANJUNG REDEB - Kampung Teluk Semanting, Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau, mengembangkan inovasi batik tulis mangrove sebagai bagian dari kegiatan konservasi mangrove dan pemberdayaan kelompok perempuan.

Tahapan pengembangan itu dimulai dengan pelatihan batik tulis mangrove selama 4 hari, mulai Rabu (31/7) hingga Sabtu (3/8). Pelatihan yang diikuti 15 anggota kelompok perempuan di Kampung Teluk Semanting, menghadirkan dua narasumber dari Bali dan Surabaya.

Kepala Kampung Teluk Semanting, Abdul Gani menjelaskan, pengembangan batik tulis mangrove merupakan hasil diskusi bersama antara pemerintah kampung, The Nature Conservancy (TNC), Tim Pengelola Mangrove Teluk Semanting, kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Teluk Semanting, dan kelompok perempuan Teluk Semanting.

“Dari potensi mangrove yang kita lindungi di Semanting, serta mimpi kita menjadikan Semanting sebagai desa wisata terkemuka, kami berdiskusi dengan teman-teman TNC dan kelompok masyarakat di Kampung. Akhirnya, kita putuskan untuk mendorong batik tulis mangrove di Semanting, yang seirama dengan visi kita ke depan sebagai kampung mangrove,” ujar Abdul Gani.

Dia menambahkan, pelatihan batik tulis merupakan tahap awal dari serangkaian kegiatan pengembangan batik tulis. Setelah pelatihan, pengembangan akan dilanjutkan dengan pendampingan kelompok untuk pewarnaan batik, teknik membatik, produksi, pengemasan dan promosi.

“Kita berharap pengembangan program ini sampai ke produksi batik tulis, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi kelompok perempuan di Kampung Teluk Semanting. Kita optimis, karena BUMK juga sudah siap bekerja sama dengan kelompok, dan pemerintah kampung mendukung kegiatan ini, dengan kemitraan bersama TNC dan Lembaga lain,” kata Abdul Gani.

Instruktur pelatihan batik tulis mangrove, Ni Nyoman Yeni Susanti mengatakan, pengembangan batik tulis mangrove di Kampung Teluk Semanting, merupakan yang pertama di Kabupaten Berau. Sebelumnya, pengembangan batik mangrove di salah satu kampung di Kabupaten Berau, adalah batik mangrove cetak.

“Batik mangrove tulis ini yang pertama di Berau, karena sebelumnya hanya batik mangrove cetak. Nilai seni mangrove tulis lebih besar dibanding batik mangrove cetak, karena membutuhkan keterampilan khusus dan pewarnaan alami batik yang lebih variatif. Karena itu harga batik tulis juga lebih mahal dari batik cetak,” ujar Yeni

Selain Yeni, instruktur pelatihan Lulut Sri Wahyuni, menambahkan, batik tulis mangrove sudah memiliki segmen pasar tersendiri. Berdasarkan pengalamannya di berbagai wilayah di nusantara dan mancanegara, batik mangrove tulis diminati segmen pasar menengah ke atas, karena penghargaan terhadap nilai seni dan konservasi ekosistem dan keanekaragaman hayati.

“Seluruh pewarna yang digunakan dalam batik tulis berasal dari bahan tumbuhan alami. Di Teluk Semanting, semua bahan alami itu banyak tersedia. Apalagi ibu-ibu dan Pak Lurah sangat bersemangat. Sehingga kita bersama ibu-ibu optimis, produksi batik tulis mangrove di Kampung Teluk Semanting bisa menjadi produk unggulan Berau. Bahkan di Kalimantan Timur,” ujar Lulut.  (hms18/sam)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Tenggarong Seberang Bakal Dimekarkan

Selasa, 16 April 2024 | 11:10 WIB

Bupati Kukar Silaturahmi dengan Pj Gubernur

Selasa, 16 April 2024 | 09:25 WIB

Tenggarong Seberang Persiapkan Pemekaran Kecamatan

Senin, 15 April 2024 | 19:49 WIB

Bupati Dorong Generasi Muda di Kukar Jadi Petani

Senin, 15 April 2024 | 12:36 WIB

Dorong Partisipasi Masyarakat Sukseskan Pilkada

Sabtu, 13 April 2024 | 16:15 WIB
X