TANJUNG REDEB – Walau sudah memasuki kuartal ketiga 2019, Badan Pusat Statistik (BPS) belum bisa prediksi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Berau. Hal itu diutarakan Kepala Seksi (Kasi) Neraca Wilayah dan Analisis Statistik (Nerwilis) BPS Berau Lita Januarti Hakim, diwawancara Berau Post.
Kendala utama pihaknya belum bisa melakukan itu karena belum memiliki data, yang sebenarnya bersumber dari instansi kepemerintahan dan swasta. Dibeberkannya, ada beberapa intansi pemerintah yang tidak mau mengirimkan datanya dalam jangka triwulan, namun memilih mengirimkan pada akhir tahun.
Begitupun dengan pihak swasta, banyak perusahaan tidak mau memberikan data yang berkaitan dengan produksi perusahaannya, dan itu banyak terjadi pada perusahaan di sektor pertambangan dan penggalian.
“Banyak perusahaan pertambangan dalam skala besar yang tidak mau memberikan datanya kepada kami kecuali perusahaan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), serta kami hanya memasukan lebih banyak perusahaan kecil sektor penggalian untuk mengisi sektor pertambangan dan penggalian di Berau dalam angka,” bebernya.
Ketersediaan daya ditekankannya, merupakan hal yang penting, karena dalam proses perencanaan pembangunan Berau ke depan. Perumusan kebijakan-kebijakan dalam proses pembangunan tidak bisa lepas dari yang namanya data.
“Ke depan kami harap semua instansi pemerintahan dan swasta dapat bekerja sama untuk membantu dalam menyediakan data-data untuk dipublikasikan dalam jangka waktu triwulan,” harapnya.
“BPS adalah lembaga yang memiliki kewenangan dalam memotret dan mengumpulkan segala bentuk data yang berhubungan dengan pembangunan. Maka sudah menjadi sebuah keharusan untuk menanyakan kepada semua pihak terkait dengan BPS untuk memita laporan dari masing-masing instansi maupun perusahaan terkait dengan aktivitas yang dilakukanannya,” tekan Lita. (*/sgp/sam)