Dikira Sarang Walet

- Rabu, 14 Agustus 2019 | 13:30 WIB

Daerah penghasil sarang burung walet, bila diurutkan, Berau pasti berada tidak di luar lima besar. Terutama sarang walet alam. Tiga tahun terakhir, muncul usaha sarang walet rumahan. Bukan hanya di Tanjung Redeb, tapi juga sampai ke wilayah kecamatan.

Sejak pagi kemarin (13/8), udara di Tanjung Redeb diselimuti cuaca mendung. Bahkan hingga pukul 15.11 Wita, nampak tanda-tanda akan turun hujan. Warga merasa senang, selain mampu mengusir udara panas, bila turun hujan bisa memadamkan api yang membakar lahan di kawasan Labanan, Kecamatan Teluk Bayur.

Seperti biasa, pagi ‘wajib’ mampir di warung kopi Hoky. Hampir tidak kebagian tempat duduk. Ada dua meja terisi anak muda berbaju putih. Karena ada di antaranya berbaju putih dengan lambang daerah, saya bisa menduga mereka karyawan dari beberapa instansi. Tentu mereka janjian untuk jumpa. Tapi bukan janjian mau jumpa dengan saya.

Mereka membahas kegiatan pergeseran jabatan yang tengah berlangsung di gedung Balai Mufakat. Rupanya, kemarin bergerak lagi gerbong mutasi. Tentu akan banyak pejabat yang tersenyum. Apalagi mereka mendapat promosi jabatan. Sebaliknya, ada juga yang belum bisa tersenyum manis, karena belum mendapat giliran.

Kelompok anak muda berbaju putih bercelana gelap, dalam diskusi kelompok mereka, juga menyebutkan beberapa nama. Pastilah yang disebut kenalan atau bahkan yang menjadi atasan mereka di kantornya masing-masing. Saya hanya mendengar, mencermati. Sementara di meja lainnya, ada petugas yang tengah memeriksa kualitas masakan yang ditawarkan di warung kesayangan banyak pelanggannya. Bubur ayam dan bakpia, tak luput dari pemeriksaan petugas.

Apa yang dilakukan itu, merupakan terobosan cemerlang. Dengan begitu, ada jaminan kualitas setiap pelanggan yang masuk ke warung manapun. Mulai dari penggunaan zat pewarna dan bahan lainnya. Semua warung dan rumah makan pasti akan mendapat giliran pemeriksaan.  Juga warung tenda maupun warung minuman di sepanjang Jalan Pulau Derawan dan Jalan Ahmad Yani.

Kemarin, saya juga mengitari beberapa ruas jalan. Kebetulan menghadiri undangan teman saya Masmansyur, yang menggelar open house pasca lebaran. Sepulang dari rumahhnya itulah, saya menyusuri Jalan Dr Murjani II. Di sepanjang jalan tersebut, ada dua bangunan bertingkat yang belum selesai.

Saya ingat teman saya pernah melihat bangunan tersebut. Dia terheran-heran, disangka bangunan itu rumah walet. “Besar juga ya, bangunan rumah walet itu,” kata teman saya. Saya hanya tersenyum. Sebab bangunan yang dikira rumah walet tak lain ada dua bangunan hotel bintang yang belum rampung dikerjakan.

Kebetulan saya kenal dengan pemilik dua bangunan itu. Yang berada dekat lapangan golf, milik salah satu hotel besar di Samarinda.  Satunya lagi, sedang ditangani grup hotel Mercure. Ada juga hotel yang bangunan fisik selesai, tinggal mengisi, sama dengan hotel yang ada di Jalan Panglima Batur.

Bila dihitung-hitung, jumlah kamar yang akan tersedia bila ke empat hotel itu beroperasi, mungkin lebih dari 300 kamar. Lumayan banyak, untuk menampung bila gejolak ekonomi semakin membaik, dan jumlah kunjungan wisata maupun kunjungan investasi semakin meningkat.

Mengapa bangunan itu tidak dituntaskan, dan langsung beroperasi saja. Pemilik bangunan pasti lebih tahu. Toh, konstruksi bangunan hingga roof top sudah selesai. Untuk lanjutan bangunan tidak memerlukan waktu lama. “Kita masih menunggu-nunggu saat yang tepat,” kata salah seorang pemilik bangunan hotel yang berdomisili di Tarakan, Kalimatan Utara.

Terjawablah apa yang dikatakan teman saya soal bangunan itu. Memang bukan untuk rumahan burung walet. Tapi hotel kelas bintang. Kalau juga burung walet ‘ingin’ menempati menjadi sarangnya, bisa saja ke tempat sekitar bangunan hotel yang jumlahnya banyak. Kecuali kalau burung itu ‘ngotot’, kalau saya pemilik bangunan tak apalah. Saya korbankan saja buat walet rumahan.

Untungnya, yang punya bangunan memang pengusaha perhotelan. Bukan pengusaha burung walet. Semuanya tinggal menunggu waktu. (*/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB
X