TANJUNG REDEB - Pertumbuhan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Berau semakin pesat. Tidak hanya perkebunan besar swasta, namun perkebunan plasma maupun kebun mandiri masyarakat terus berkembang.
Namun masih terbatasnya keberadaan pabrik kelapa sawit masih menjadi kendala untuk mengolah tanda buah segar (TBS) menjadi crude palm oil (CPO). Untuk itu Wakil Bupati Berau Agus Tantomo, mendorong pembangunan pabrik kelapa sawit berkapasitas kecil oleh gabungan dari kampung-kampung yang menjadi kawasan perkebunan kelapa sawit.
Hal itu diungkapkan Agus Tantomo saat menghadiri HUT ke-8 Kampung Sumber Agung di Kecamatan Batu Putih, Selasa (13/8) malam lalu.
Disampaikan Agus Tantomo, saat ini pemkab terus melakukan inventarisasi perkebunan kelapa sawit yang dikembangkan masyarakat, baik plasma yang bermitra dengan perusahaan maupun kebun mandiri swadaya masyarakat. Melihat jumlah perkebunan kelapa sawit yang terus berkembang, menurutnya perlu ada konsep dalam pengelolaan perkebunan yang lebih memberikan keuntungan signifikan bagi masyarakat. Salah satunya dengan membangun pabrik kelapa sawit. “Saya menawarkan konsep pembangunan pabrik kelapa sawit kerja sama dari beberapa kampung,” ungkapnya.
Agus Tantomo mencontohkan, Kampung Sumber Agung yang masyarakatnya memiliki kebun kelapa sawit kurang lebih 500 hektare, ditambah dengan kebun masyarakat dari kampung sekitarnya, bisa berkolaborasi untuk membangun pabrik kelapa sawit. Terlebih saat ini telah ada pabrik untuk kelapa sawit mini dengan kapasitas produksi yang lebih kecil. Agus yakin, dengan memiliki pabrik sendiri, keuntungan yang diterima masyarakat akan lebih besar.
Pasalnya, dari kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit, keuntungan terbesar menurut Agus ada pada produksi pabrik, bukan di kebunnya. Sehingga tidak hanya punya kebun, tapi penting untuk punya pabrik sendiri.
Dikatakan Agus, membangun pabrik dengan pembiayaan yang besar, pemerintah kampung bisa menggandeng investor yang memiliki modal untuk membangun pabrik dengan kerja sama bagi hasil. Yang terpentingnya pemerintah kampung memiliki saham pada pembangunan pabrik yang juga menjadi salah satu sumber pendapatan kampung.
“Kita harus berusaha punya pabrik sendiri, bukan hanya punya kebun. Kita bisa kerja sama dengan investor. Yang pasti kita harus berani memulai memiliki pabrik sawit sendiri,” tandasnya. (hms3/har)