Tuntut Kompensasi dari PLN

- Selasa, 20 Agustus 2019 | 10:42 WIB

TANJUNG REDEB– Pemadaman listrik bergilir kembali terjadi di Bumi Batiwakkal – sebutan Kabupaten Berau – sejak beberapa hari terakhir.

Dari informasi penyebab pemadaman yang beredar di grup-grup media sosial, PLN Area Berau menyebut pemadaman bergilir disebabkan oleh tumbangnya beberapa jaringan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Bayur, akibat tertimpa pohon tumbang yang diakibatkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Namun, bagi Ketua DPRD Berau sementara Madri Pani, apapun alasannya, pemadaman listrik bergilir sudah merugikan masyarakat. Karena listrik sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat saat ini, termasuk menghambat pelayanan pemerintah, terutama di bidang kesehatan, pendidikan, dan pelayanan umum lainnya.

“Perlu dilakukan duduk bersama antara Pemda (pemerintah daerah), legislatif, dan PLN. Apa masalahnya dan bagaimana solusinya, harus dicari tahu dan diselesaikan segera,” katanya kepada Berau Post, Senin (19/8).

Pria yang baru dilantik sebagai wakil rakyat tersebut, akan menjadikan persoalan listrik sebagai fokusnya bersama anggota DPRD lainnya, di awal-awal menjalankan tugas sebagai wakil rakyat. Bahkan, dirinya berencana turun ke lapangan untuk mencari tahu permasalahan kelistrikan di Bumi Batiwakkal. “Kami akan mengevaluasinya bersama lintas sektor yang berkompeten, membedah masalahnya untuk dicarikan solusinya,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua DPRD Berau lainnya Syarifatul Syadiah menjelaskan, pemadaman listrik bergilir tentu sangat merugikan masyarakat. Apalagi juga terjadi dua kali saat proses pelantikan anggota DPRD Berau kemarin.

“PLN harus lebih profesional lagi. Kalau di Pulau Jawa ada denda kompensasi, seharusnya di Berau begitu juga. Karena di Berau ada berapa orang yang tentunya dirugikan,” ujarnya.

“Jangan karena di Jawa dikasih kompensasi, sedangkan di sini tidak ada. Padahal PLN ini satu kesatuan, mestinya samalah pelayanannya,” sambungnya.

Kompensasi yang dimaksud adalah, selain ganti rugi, juga pelayanannya harus ditingkatkan. “Sebetulnya, kita sebagai konsumen berhak meminta pelayanan maksimal. Karena kita sudah melaksanakan kewajiban membayar. Toh kita terlambat bayar, bisa-bisa langsung diputus,” tuturnya.

Selain itu, sebelum melakukan pemadaman listrik bergilir, PLN juga harus menerbitkan jadwal pemadaman untuk disosialisasikan ke masyarakat. Dengan begitu, masyarakat bisa terlebih dahulu melakukan persiapan. “Tapi jangan juga lama padamnya,” harapnya.

Sementara itu, Bupati Berau Muharram memaklumi terjadinya pemadaman listrik yang terjadi. Karena menurutnya pemadaman dilakukan disebabkan karhutla. Di mana terdapat pohon yang tumbang dan menimpa tiang listrik. Sehingga arus listrik menjadi terganggu.

Mengenai kompensasi, dirinya pun menyerahkan kepada pihak PLN apabila ingin memberikan kompensasi. Karena dirinya melihat tidak ada aturan soal kompensasi ketika ada listrik padam. “Mengenai kompensasi itu tanyakan saja ke PLN,” katanya.

Dirinya menjelaskan, kondisi kelistrikan di Berau sebenarnya sudah aman. Dan telah terpenuhi secara daya. “Kalau tidak ada sifatnya darurat seperti ini, saya kira aman. Karena dari sisi daya cukup. Cuma karena ada gangguan saja,” katanya.

Di tempat terpisah, Manajer Unit Layanan Pelanggan (ULP) Tanjung Redeb, PT PLN Area Berau, Hendra, tidak memberikan komentar panjang saat dikonfirmasi. Dirinya hanya menjelaskan pemadaman terjadi karena PLTU Teluk Bayur tidak dapat menyalurkan daya ke sistem, disebabkan patahnya enam tiang jaringan milik PLN yang tertimpa pohon.

“Sudah selesai (perbaikan, red) tadi malam (Senin, red) pukul 02.00 Wita, tapi masih terus berproses untuk menjadi normal kembali,” singkatnya. (arp/udi)

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X