PLN Beri Sinyal Pemberian Kompensasi

- Rabu, 21 Agustus 2019 | 20:40 WIB

TANJUNG REDEB – Keluhan masyarakat mengenai pemadaman listrik bergilir yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, akhirnya ditanggapi Manajer Unit Layanan Pengadaan (ULP) Tanjung Redeb, Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Berau, Hendra. Dikatakannya, sejak kemarin (20/8), pihaknya memastikan sudah tidak ada lagi pemadaman bergilir bagi pelanggannya.

Dijelaskan, pemadaman bergilir terpaksa dilakukan karena berkurangnya suplai listrik dari salah satu unit pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lati, beberapa waktu lalu. “Kita (sistem kelistrikan, red) sudah ada tambahan (suplai listrik) dari satu unit pembangkit yang sebelumnya pemeliharaan, dan itu sudah masuk sistem tadi malam (Senin (19/8). Jadi dari tadi malam pukul 01.00 Wita (Selasa dini hari), sudah tidak ada lagi pemadaman,” katanya kepada Berau Post, Selasa (20/8).

Selain memastikan suplai listrik telah normal, Hendra juga memberi sinyal pemberian kompensasi kepada pelanggan, atas pemadaman bergilir yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Namun pihaknya harus berkonsultasi dengan jajaran PLN UP3 Berau. Karena, selain karena pemadaman, kompensasi juga bisa diberikan ketika terjadi kesalahan baca meter hingga lamanya pemasangan sambungan rumah baru. “Jadi pemberian kompensasi itu bukan hanya masalah padam saja,” jelasnya.

“Dan kita tidak menutup kemungkinan ada kompensasi. Namun sebelumnya harus ada investigasi terlebih dahulu penyebabnya. Dalam Permen ESDM Nomor 27 tahun 2017, untuk hal-hal yang yang disebabkan force majeure, termasuk kebakaran, menjadi pengecualian dalam pengenaan kompensasi,” katanya.

Mengenai jadwal pemadaman yang dikeluarkan pihaknya, hingga Kamis besok. Itu disebutnya merupakan skenario terburuk. Apabila unit pembangkit dari PLTU Lati belum bisa masuk ke sistem jaringan PLN.

Hendra juga menjelaskan, terjadinya pemadaman dengan durasi waktu sangat panjang sejak Minggu (18/8) hingga Senin (19/8), selain karena suplai listrik dari PLTU Lati berkurang, juga diperparah dengan kebakaran lahan dan hutan (karhutla). Karena kebakaran lahan yang terjadi menyebabkan beberapa pohon di kawasan hutan Tangap, Kecamatan Teluk Bayur, tumbang dan menimpa jaringan penyuplai listrik dari PLTU Berau di Teluk Bayur ke sistem PLN.

“Jadinya power PLTU Berau tidak bisa disuplai ke sistem. Makanya padamnya lebih luas hingga separuh kota,” ucapnya.

Pemadaman listrik juga terjadi saat prosesi pelantikan anggota DPRD Berau, Senin (19/8). Hal itu, ujar Hendra, terjadi di luar jadwal pemadaman bergilir yang dibuat pihaknya. Tapi tetap terjadi pemadaman karena adanya gangguan dari seekor monyet yang terkena jaringan tegangan menengah, yang berada di sekitar gedung DPRD.

Hendra melanjutkan, sistem kelistrikan di Berau sebenarnya sudah surplus saat ini. Sebab beban puncak di Berau saat ini mencapai 26 megawatt (MW). Sementara daya listrik yang masuk ke sistem PLN saat ini mencapai 29 MW. Yakni 14 MW dari PLTU Lati, 11 MW dari PLTD Sambaliung, dan 4 MW dari PLTU Berau.

“Totalnya sekitar 29 Megawatt. Sebenarnya untuk daya listrik aman saja kalau kemarin tidak ada pohon tumbang mengenai jalur sistem kita (PLN),” tuturnya. (arp/udi)

 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB
X