TANJUNG REDEB – Kunjungan Wakil Bupati Berau Agus Tantomo beberapa waktu lalu di Kampung Long Sului, Kecamatan Kelay membawa pekerjaan rumah. Salah satunya adalah keinginan warga yang ingin dibangunkan jalan darat menuju Kampung Long Lamcin, Kecamatan Kelay.
Usulan tersebut diseriusi Agus Tantomo dengan menggelar pertemuan bersama pihak-pihak terkait di ruang kerjanya (20/8). Terdapat dua alternatif dalam pertemuan itu yakni dengan membangun jalur jalan di lahan Areal Penggunaan Lain (APL) dan menyusuri sungai.
Alternatif lainnya ialah membangun jalan di areal salah satu perusahaan setempat, sayangnya status lahan yang dimaksud berada di bawah naungan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Pada masing-masing alternatif didapat beberapa persoalan. Pada alternatif pertama adalah sulitnya mencari kayu untuk dijadikan beberapa jembatan hingga pemeliharaannya. “Sementara di alternatif kedua, apabila jalan itu mau ditingkatkan seperti di aspal misalnya itu akan sulit, karena status lahannya bukan milik pemerintah daerah,” katanya.
Namun setelah berdiskusi sekitar satu jam, alternatif kedua dianggap paling memungkinkan. “Kita akan mulai segera pembangunan jalan dari Kampung Long Sului ke Long Lamcin. Dengan segala teknisnya adalah pinjam pakai lahan, karena itu statusnya milik Kementrian Kehutanan,” ucapnya.
Untuk mewujudkan itu, pada September nanti dirinya berencana menemui Menteri Kehutanan. Apabila rencana tersebut disetujui untuk dibangunkan jalan, dirinya menjelaskan untuk pembayaran Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) dalam hal ini kayu yang digunakan untuk jembatan bakal dibiayai oleh pemerintah daerah.
Sementara untuk beberapa hal kayu lainnya, disebutnya bakal dibayar oleh pihak perusahaan-perusahaan setempat. “Saya yang akan bantu urus (ke Kementrian Kehutanan, red). Karena dengan jalan ini nanti jarak tempuh akan sangat terpangkas. Selain lebih singkat, yang terpenting adalah jauh lebih murah,” tuturnya.
“Selama ini kan, jalan satu-satunya masyarakat di Long Sului yang mau ke Long Lamcin adalah melewati sungai, itu sangat mahal dan berbahaya. Makanya kita targetkan rencana pembangunan jalan ini bisa dimulai pada awal tahun depan,” terangnya.
Menanggapi itu, Kepala Kampung Long Sului, Nuril Huda yang turut hadir dalam rapat mengaku senang. Pada alternatif kedua dia melihat lebih banyak kemudahan yang diberikan dibandingkan kesulitannya.
“Tentunya dengan adanya jalan darat nanti pendatang atau wisatawan yang lebih memilih lewat jalur air masih bisa. Karena memang lebih menampilkan sesuatu yang berbeda,” tuturnya.
Jalur darat itu dijelaskannya ditujukan agar lebih menekan biaya masyarakat. Karena dirasa lebih ekonomis. Sekaligus untuk menuju ibu kota kabupaten akan lebih mudah. “Terutama masyarakat yang perlu bantuan cepat. Seperti sakit bisa cepat tertolong. Kan selama ini terkendala kalau sungai lagi pasang, risikonya lebih besar,” katanya. (arp/sam)