Kemarau, Petani Labanan Gagal Panen

- Kamis, 22 Agustus 2019 | 12:58 WIB

TELUK BAYUR- Musim kemarau yang melanda wilayah Berau, membuat petani di Kampung Labanan Makmur, Kecamatan Teluk Bayur, gigit jari. Pasalnya sebagian besar ladang mereka mengalami kekeringan, dan membuat hasil panen menurun signifikan.

Dikatakan Kepala Kampung Labanan Makmur, Mufid Datusahlan, hasil panen petani di kampungnya sudah menurun tajam. Seperti hasil panen padi yang di musim kemarau ini hanya mencapai 1,5 ton saja. Padahal saat sawah petani di kampungnya mendapatkan suplai air yang cukup, hasil panen petani rata-rata mencapai 4 ton.

Begitu juga dengan jagung. Padahal, tanaman jagung menjadi salah satu unggulan kampung. Hasil jagung yang biasanya mencapai 50 ton sekali panen, saat ini hanya bisa menyentuh angka 2 ton. “Sekarang petani harus putar otak untuk mendapatkan air,” katanya kepada Berau Post kemarin (21/8).

Ironisnya, kekeringan yang membuat hasil panen menurun baru terjadi sekitar 11 hari lalu. Karena tak kunjung diguyur hujan, membuat saluran irigasi di kampung tersebut turut mengering.

“Sebenarnya bisa dibilang gagal panen. Karena kualitas padi dan jagungnya menurun, begitu juga hasilnya,” tuturnya.

Luasan lahan pertanian yang dinilai gagal panen mencapai 2 hektare. Kondisi itu jelas akan memberikan dampak pada perekonomian masyarakat.

“Kerugian petani cukup besar, kualitas jagung dan padi juga tidak sesuai standar,” ucapnya.

Dia berharap kondisi itu mendapat perhatian Dinas Pertanian dan Peternakan Berau. Agar kekeringan yang melanda lahan pertanian warganya tidak berkepanjangan.

“Kalau bisa ada mesin pompa atau sumur bor yang dibuatkan. Jadi suatu saat, ketika saluran irigasi warga kering, bisa menggunakan mesin tersebut untuk mengaliri sawah,” katanya.

Terpisah, kekeringan akibat kemarau juga memberi dampak bagi warga di Kelurahan Gunung Tabur.

Tepatnya, ujar Lurah Gunung Tabur Lutfi Hidayat, kekeringan sudah menyebabkan warga di RT 7, RT 10 dan RT 14, Gunung Tabur, kesulitan mendapatkan air bersih. Sehingga, harus dibantu pasokan air dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau.

"Ini sudah memasuki hari ketiga warga kesulitan mendapatkan air," ujarnya kepada Berau Post Rabu (21/8).

Dikatakannya, warga di tiga RT tersebut memang banyak mengandalkan air dari anak sungai yang mengalir di lingkungan tersebut. Namun saat ini sungainya sudah mengering. Sementara sambungan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Segah, baru menjangkau sebagian kecil warga di tiga RT tersebut. “Air sungai sudah mengering, bahkan warnanya sudah berubah lebih hitam dan berbau," terangnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Berau Thamrin mengatakan, pihaknya sudah berusaha membantu warga di Gunung Tabur yang mengalami kekeringan.

"Untuk sementara kami hanya bisa menyuplai air untuk kebutuhan mandi dan mencuci saja," katanya. (*/hmd/*/oke/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X