Lahan Terbakar Capai 180 Hektare

- Jumat, 23 Agustus 2019 | 18:57 WIB

TANJUNG REDEBKebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di Kabupaten Berau sejak Maret lalu, sudah menghanguskan lahan seluas 180 hektare. Kondisi itu dinilai Bupati Berau Muharram, sudah mengkhawatirkan.

Dikatakannya, saat ini musim kemarau memang sedang melanda. Apalagi diprediksi akan terjadi berkepanjangan. “Jadi memang perlu kewaspadaan serius dengan kondisi kemarau yang berkepanjangan seperti ini,” katanya kepada Berau Post kemarin (22/8).

Karena di musim kemarau, membuat risiko karhutla kian besar. Karena itu, dirinya meminta seluruh camat, lurah dan kepala kampung, hingga masyarakat, agar semakin waspada. Karena terkadang, karhutla terjadi justru tidak disangka-sangka.

“Apalagi jika terbakarnya di areal yang tidak memiliki akses. Itu akan menyulitkan petugas untuk melakukan pemadaman,” ujarnya.

Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, luasan lahan yang telah terbakar mencapai 180 hektare. Kebakaran terluas terjadi di Kecamatan Teluk Bayur yang mencapai 101 hektare, disusul Kecamatan Pulau Derawan 36 hektare, Talisayan 30 hektare, dan Sambaliung 13 hektare.

“Ada beberapa lokasi (karhutla) yang jauh dari jalan, itu yang membuat tim kesulitan melakukan pemadaman," kata Kepala BPBD Berau Thamrin.

Tak jarang, tim harus mendirikan posko di sekitar lokasi karhutla, jika upaya pemadaman membutuhkan waktu panjang. "Kami juga siapkan mesin pompa untuk masuk ke dalam lokasi yang tidak terjangkau. Namun sejauh ini, untuk lokasi yang sulit dijangkau biasanya tidak sampai berlarut-larut, paling tidak satu malam itu sudah bisa padam,” terangnya. 

BPBD Berau juga akan mendapat tambah 12 unit mobil slip on, yakni mobil dengan tempat penampungan air, pompa, hose reel, dan aksesori lainnya, yang memang didesain khusus untuk peralatan tanggap darurat saat karhutla.

Menggunakan slip on menurutnya, akan lebih efektif dan multifungsi dalam mengentaskan masalah kebakaran, baik di hutan maupun di permukiman. “Apalagi untuk wilayah di kecamatan-kecamatan bila ada kebakaran, maka lebih praktis jika ada slip on. Apalagi wilayah kecamatan yang sering terjadi kebakaran hutan juga sepi, maka akan lebih mudah jika menggunakan slip on,” katanya. (arp/*/oke/udi)

 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X