LOB

- Jumat, 23 Agustus 2019 | 18:58 WIB

BANYAK cara untuk menikmati wisata di laut. Salah satunya, wisata dengan menginap dan tinggal lumayan lama di kapal. Namanya Live On Board (LOB). Walaupun potensinya besar, namun gaya wisata LOB belum begitu populer di Berau.

Kalau beberapa pekan terakhir ada kapal yang sering terlihat lego jangkar di Sungai Segah, itu salah satu kapal yang melayani wisata petualangan (LOB) di laut. Rutenya juga berkeliling. Bila tak salah, sebanyak 12 trip yang dilayani kapal asal Radja Ampat tersebut. Sebelumnya, berkeliling di Radja Ampat, lalu ke Berau, selanjutnya berpetualang membawa wisatawan ke Labuan Bajo.

Teddy Abay, putra Bajau yang melirik usaha itu. Saya jumpa dengannya di jalan Pulau Derawan kemarin (22/8). Bersama istri, membeli nasi kuning yang dijajakan menggunakan mobil (Food Car). Nasi kuningnya enak. Ada ikan Gabus (Haruan). Kuliner yang bisa berpindah-pindah tempat itu, bagian dari wisata yang belakangan marak peminat.

Jumpanya tidak lama. Ia harus cepat-cepat pulang ke rumah, menikmati nasi kuning. Saya juga harus buru-buru, segera meluncur ke Tanjung Batu. Saya menanyakan bagaimana perkembangan atlet persiapan Porprov 2022 mendatang. Pertanyaan saya regional banget.

Pak Teddy bukan hanya memikirkan Porprov.  Atlet layar binaannya, sudah melanglang buana. Tak terhitung lagi berapa banyak medali yang dibawa pulang dari berbagai event internasional. Menariknya, Pak Teddy melatih anak-anak Tanjung Batu. Anak-Anak Bajau yang gelisah bila tidak menghirup udara laut.

Tengoklah ke Tanjung Batu, ada pusat pembinaan atlet yang dia bina. Anak-anak usia sekolah yang sebagian waktunya dihabiskan untuk berada di laut. Punya disiplin tinggi. Setiap hari mereka menyiapkan sendiri semua keperluan latihannya. Berkat itu pula, prestasi satu persatu mereka dapatkan.

Pak Teddy terus bergerak. Ia mendapat kepercayaan dari mitranya, mengelola beberapa unit kapal wisata dengan sistem LOB. Tarifnya lumayan mahal. Mereka berkeliling laut Derawan dan Maratua hingga Bidukbiduk, hanya untuk menyelam. Semua kebutuhan hidupnya disediakan di kapal.

Saya pernah ikut menjemput tamu yang akan berwisata LOB di Bandara Kalimrau. Dari berbagai negara. Lebih dari dua puluh orang. Ada yang datang, dan ada yang pulang setelah menuntaskan perjalanan LOB-nya.

Ini bisnis menguntungkan. Bisnis yang investasinya tidak sedikit. Tak jauh beda dengan investasi dengan menggunakan kapal Pinisi, seperti yang banyak lalu lalang di Labuan Bajo dan Bali. “Derawan juga punya potensi dan masuk destinasi LOB,” kata Teddy.

Apa yang didapatkan Berau dengan bisnis LOB? Saya pernah tanyakan itu pada Pak Teddy. Lumayanlah, khusus pembelian semua keperluan hidup. Mereka berbelanja di Tanjung Batu. Kontribusi nyata hanya itu yang saya lihat. Yang lainnya, bagaimana? Biarkan nanti Pak Teddy yang jawab.

Saya tidak tahu, jenis pungutan apa yang tepat atas kehadiran LOB di Berau. Mungkinkah ada pungutan setiap penumpang, seperti pungutan konservasi bawah laut yang diterapkan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Atau ada jenis pungutan lainnya. Perlu berguru ke Labuan Bajo.

Pak Teddy menjanjikan saya sekali waktu ikut perjalanan menikmati LOB. Melihat aktivitasnya setiap hari di kapal. Mereka menyelam di spot mana saja. Bagaimana perlengkapan selam yang ada di kapal. Bagaimana diskusi antar-penumpang, sebab ada saja penumpang yang tidak satu negara, tapi sama-sama peselam. Saya tunggu saja kabar baiknya.

Pak Teddy dan saya, banyak yang menduga bersaudara. Pernah ada ibu-ibu yang memeluk saya. “Aduh, lama betul saya tidak melihat Pak Teddy,” kata ibu itu sambil memeluk saya erat-erat. Saya diam saja menikmati. Saya juga tak mau klarifikasinya, kalau saya bukan Pak Teddy. Hehehe.

Pak Teddy lebih hebat. Bajau yang bisa sedikit-sedikit berbahasa Bugis. Saya Makassar yang sama sekali tidak bisa berbahasa Bajau. Pak Teddy juga belakangan digadang-gadang bisa tampil sebagai kandidat calon bupati atau wakil bupati. Pak Teddy terdaftar sebagai anggota salah satu partai politik. Sedangkan saya, hanya digadang-gadang. Belum jadi kandidat.

Bisa saja hal luar biasa terjadi. Seperti ibu-ibu yang memeluk saya. Dikira Pak Teddy, ternyata saya yang dipinang menjadi kandidat. Kalau saya cerita ini, teman-teman saya pasti tertawa. Pak Teddy dan istri juga pasti tertawa. (*/udi)

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X