Sejumlah Kampung Alami Kekeringan

- Jumat, 30 Agustus 2019 | 19:12 WIB

TANJUNG REDEB - Belum usai persoalan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), sejumlah wilayah di Kabupaten Berau dilanda kekeringan. Bahkan, efek dari musim kemarau ini membuat hasil panen petani kurang maksimal.

Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Segah, Saipul Rahman mengaku telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Berau. Dari koordinasi itu, diketahui kekeringan terjadi di wilayah Kecamatan Biatan, Kampung Bukit Makmur Jaya, Kampung Maluang serta Kelurahan Gunung Tabur.

Untuk menangani kondisi itu, pihaknya pun berencana menyuplai air bersih di wilayah yang mengalami kekeringan. “Terutama untuk keperluan air minum,” katanya, Kamis (29/8).

Hanya saja kata dia, meski pihaknya telah menyuplai air bersih, persoalan tidak selesai. Karena tidak banyak warga yang memiliki penampungan air.

Dari informasi yang diterimanya, penampungan air yang dimiliki warga masih berupa drum atau bak mandi. “Sehingga daya tampungnya sedikit,” ucapnya.

Sementara itu, dalam kesempatan rapat koordinasi tentang antisipasi kekeringan serta Karhutla beberapa waktu lalu, Kepala BPBD Berau Thamrin menerangkan pihaknya telah mendata lokasi-lokasi kekeringan di Kabupaten Berau.

Tak hanya itu, mobil-mobil pemadam telah diturunkan untuk menyuplai air kepada masyarakat. “Kami sudah berkoordinasi dengan PDAM untuk menyiapkan air minum agar membantu masyarakat,” tuturnya.

Bupati Berau Muharram, sebelumnya telah meminta antara instansi dan perusda itu saling berkoordinasi dalam mengatasi persoalan kekeringan di tengah masyarakat. Karena air bersih adalah kebutuhan dasar bagi masyarakat.

“Termasuk menjaga pasokan air untuk mengatasi kekeringan. Agar masyarakat tetap mendapatkan air bersih,” singkatnya.

Diberitakan sebelumnya, musim kemarau yang melanda wilayah Berau, membuat petani di Kampung Labanan Makmur, Kecamatan Teluk Bayur, gigit jari. Pasalnya, sebagian besar ladang mereka mengalami kekeringan, dan membuat hasil panen menurun signifikan.

Kepala Kampung Labanan Makmur, Mufid Datusahlan mengatakan, hasil panen petani di kampungnya sudah menurun tajam. Seperti hasil panen padi yang di musim kemarau ini hanya mencapai 1,5 ton saja. Padahal saat sawah petani di kampungnya mendapatkan suplai air yang cukup, hasil panen petani rata-rata mencapai 4 ton.

Begitu juga dengan jagung. Padahal, tanaman jagung menjadi salah satu unggulan kampung. Hasil jagung yang biasanya mencapai 50 ton sekali panen, saat ini hanya bisa menyentuh angka 2 ton. “Sekarang petani harus putar otak untuk mendapatkan air,” katanya kepada Berau Post Rabu (21/8) lalu.

Ironisnya, kekeringan yang membuat hasil panen menurun baru terjadi sekitar 11 hari lalu. Karena tak kunjung diguyur hujan, membuat saluran irigasi di kampung tersebut turut mengering.

“Sebenarnya bisa dibilang gagal panen. Karena kualitas padi dan jagungnya menurun, begitu juga hasilnya,” tuturnya. (arp/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB
X