Kemarau, Tukik Banyak Menetas Prematur

- Selasa, 3 September 2019 | 13:51 WIB

DERAWAN – Musim kemarau, tidak sekadar memicu mudahnya terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Di Pulau Sangalaki misalnya, air bersih kini semakin sulit didapat.

Bahkan, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim, Dheny Mardiono mengatakan, musim kemarau juga membuat satwa di pulau konservasi itu sulit mendapatkan air minum. 

Pasalnya, air yang digunakan untuk minum para satwa seperti burung, didapatkan dari tumbuh-tumbuhan atau pohon yang mengandung air. “Terakhir kali hujan tiga minggu lalu. Itupun hanya sebentar saja,” katanya kepada Berau Post.

Selain itu, pihaknya banyak menemukan tukik atau anak penyu yang menetas prematur. Itu dikarenakan suhu pasir di tempat penetasan semi alami mengalami peningkatan. Bila biasanya berkisar 30 derajat celcius, beberapa pekan terakhir lebih dari 33 derajat celcius.

“Biasanya telur akan menetas dari 50 sampai 60 hari, tapi beberapa sarang telah menetas pada umur sarang 40-50 hari,” terangnya. Tukik yang menetas prematur, harus disimpan di dalam pasir. Itu bertujuan untuk menguatkan fisik anak penyu tersebut. 

“Kami juga membuat embung kecil di Pulau Sangalaki sebanyak enam titik. Supaya satwa di sini bisa minum,” tuturnya. 

Lanjut Dheny, selain menyusahkan para satwa. Musim kemarau kali ini turut memberatkan petugasnya. Sebab, pihaknya selama ini hanya mengandalkan air hujan untuk kegiatan mandi, cuci dan kakus (MCK). Sementara saat ini, persediaan air tawar sudah mulai menipis. Ia pun berharap dalam waktu dekat ini hujan turut di Pulau Sangalaki. 

“Kalau untuk air minum kami suplai terus, hanya kalau untuk mandi saja sudah mulai berhitung,” katanya. (arp/udi)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X