Tunduk kepada Keputusan Partai

- Kamis, 5 September 2019 | 17:28 WIB

Lima tahun memimpin DPRD Berau, turut melambungkan nama Syarifatul Syadiah. Bahkan pada pemilihan legislatif (Pileg) 2019 lalu, Syarifatul menjadi caleg dengan perolehan suara tertinggi se-Kabupaten Berau, yang mencapai 3.500 lebih. Tak mengherankan, namanya pun disebut-sebut sebagai bakal calon pemimpin Berau di masa mendatang.

 

ARI PUTRA, Tanjung Redeb 

 

Syarifatul menjadi satu dari tiga perwakilan kaum hawa, yang dianggap sebagai figur potensial untuk memimpin Bumi Batiwakkal. Bersama Dewi Sartika dan Seri Marawiyah. Uniknya, ketiga perempuan tersebut berlatar belakang dari Partai Golkar. 

Bagi Syarifatul, merupakan suatu kebanggaan apabila banyak masyarakat menginginkan dirinya tampil sebagai calon pemimpin Berau. Bermodal dua kali ikut dalam pemilihan legislatif, sudah memberikannya banyak pelajaran dalam mengikuti pesta demokrasi. 

“Jika diberi kesempatan dan motivasi, seorang perempuan juga bisa menduduki posisi penting di dunia politik,” katanya kepada Berau Post, Rabu (4/9).

Hal itu, ujar perempuan yang akrab disapa Sari tersebut, sesuai amanat Undang-Undang 1945 Pasal 28D ayat 1 yang berbunyi ‘setiap orang berhak atas perlakuan yang sama di hadapan hukum’. Sehingga dalam hak asasi manusia dan hukum, tidak membedakan perlakuan terhadap kaum laki-laki dan perempuan. 

Di samping itu, pemerintah juga telah membuat aturan. Di mana menetapkan kuota minimal 30 persen kepengurusan parpol serta caleg adalah perempuan, sehingga kesempatan untuk maju sebagai calon pemimpin bagi perempuan, juga terbuka lebar.

Wanita kelahiran 3 Juli 1968 ini menerangkan, di komposisi Partai Golkar saat ini memang banyak figur yang digadang-gadang bakal maju. Hal itu tak dipermasalahkannya. Meski secara struktural kepartaian, yang paling utama diberi kesempatan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) adalah Ketua DPD.

“Tapi saat ini justru yang paling hangat dibicarakan masyarakat di warung hingga di medsos (media sosial) adalah rata-rata calon dari kaum perempuan internal Golkar sendiri. Nama yang paling santer adalah ibu Hj Seri Marawiah, Dewi Sartika, dan ada juga nama saya,” ucapnya.

Terselipnya namanya di antara tiga srikandi Golkar tersebut, baginya merupakan hal wajar. Ia menyadari itu sebagai konsekuensinya sebagai politikus. Bahkan, sejak pilkada 2015 lalu, namanya sudah masuk dalam bursa balon.

Meski begitu, perempuan berhijab ini mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada mekanisme partai. Sebagai seorang kader, dia mesti siap melaksanakan apapun amanah partai. Siapa pun yang ditunjuk nantinya, maka semua pengurus otomatis mesti tunduk.

“Namun tentunya kami juga ingin, apa yang menjadi suara di masyarakat, menjadi pertimbangan baik dari DPD (Dewan Pimpinan Daerah) II, DPD I, serta DPP (pusat). Karena Golkar selalu identik dengan jargon suara rakyat suara Golkar,” tuturnya.

Bila tak ditunjuk partai, apakah bakal tetap maju menggunakan jalur independen? Ditanya demikian, Sari – sapaan akrabnya – menegaskan tidak akan. Dia tak ingin menjadi kacang lupa pada kulitnya. Karena selama ini, dia merasa Golkar yang membesarkannya. Apalagi sang suami adalah Ketua DPD Golkar Berau. 

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Dishub PPU Desak Pemprov Bangun Terminal Tipe B

Sabtu, 27 April 2024 | 10:30 WIB

DPRD Berau Soroti Ketahanan Pangan

Sabtu, 27 April 2024 | 08:57 WIB

Kampus dan Godaan Rangkap Jabatan

Sabtu, 27 April 2024 | 08:44 WIB

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB
X