Dinkes Sebut Rokok Elektrik Lebih Bahaya

- Senin, 9 September 2019 | 18:43 WIB

TANJUNG REDEB - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Berau, Abdul Jabbar Kareem, meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, melakukan kajian mengenai peredaran dan penggunaan rokok elektrik.  

Pasalnya, ujar dokter yang akrab disapa Jaka tersebut, rokok elektrik bukanlah solusi bagi masyarakat agar bisa berhenti merokok. Sebab menurutnya, kedua jenis rokok tersebut tetap memberikan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat penggunanya. 

“Itu bukan rekomendasi (beralih menggunakan rokok elektrik),” katanya kepada Berau Post kemarin (8/9).

Yang mengkhawatirkan, lanjut dia, dari pengamatan IDI Berau, pengguna rokok elektrik bukan dari kalangan perokok tembakau saja. Sebab banyak pelajar yang justru menjadi pengguna rokok elektrik. Yang mungkin saja sebelumnya belum pernah menjadi pengguna rokok tembakau. “Termasuk perempuan juga ada. Makanya perlu dikaji lah, supaya pemerintah bisa mengetahui apa saja efek yang ditimbulkan dari penggunaan rokok elektrik tersebut,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Seksi Promosi Kesehatan (Promkes) dan Pemberdayaan Masyarakat, Dinkes Berau, Ida Sulina, mengakui penggunaan rokok elektrik saat ini memang berkembang pesat. Namun, di balik berbagai rasa rokok elektrik, tersimpan nikotin cair yang berbahaya.

“Satu kali isap rokok elektrik, sama dengan 10 batang rokok biasa,” katanya.

Ia menuturkan, rokok elektrik lebih berbahaya dibanding rokok biasa. “Untuk Berau sendiri sudah ada peraturan daerah mengenai kawasan larang merokok, tinggal peraturan bupatinya saja lagi,” katanya.

Ia juga mengatakan, perokok pasif juga akan terdampak dari asap yang dihasilkan rokok elektrik. “Bayangkan saja, jika rokok biasa, perokok pasif terdampak 60 persen, apalagi rokok elektrik,” ungkapnya. (*/hmd/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X