TANJUNG REDEB – Kelurahan Karang Ambun dan Kelurahan Sei Bedungun, bekerja sama dengan Dinas Pengendalian Pendudukan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A), menggelar jambore anak tahun 2019. Kegiatan dipusatkan di BBL Sambaliung, dan dibuka oleh Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo, Selasa (10/9) pagi.
Pelaksanaan jambore anak ini merupakan rangkaian peringatan Hari Anak Nasional. Kegiatan ini mengambil tema ‘Satu Dekade FAN Tujuan Kita Berbeda Kita Bersaudara Bersama Kita Maju’. Berbagai kegiatan outbound juga akan dilaksanakan dalam jambore anak ini.
Kegiatan ini sebagai pengembangan sistem pembangunan berbasis hak anak sebagai salah satu implementasi konvensi anak. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, pemenuhan hak anak bisa terwujud, minimal dimulai dari tingkat kelurahan hingga kabupaten.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati Agus Tantomo menegaskan bahwa pemenuhan hak-hak anak ini wajib dipenuhi. Mengingat anak merupakan generasi penerus yang ke depannya akan melanjutkan pembangunan di daerah.
“Seperti kita ketahui bahwa Indonesia pada tahun 2020 hingga 2030 memiliki bonus demografi. Di mana usia produktif berumur 20 hingga 45 tahun mendominasi penduduk Indonesia, sebesar 65 persen. Jadi anak-anak saat ini harus kita berikan pembekalan sehingga menjadi generasi yang cerdas dan kuat. Kalau itu bisa kita wujudkan, maka Indonesia bisa menjadi kuat. Kalau tidak, maka Indonesia menjadi Negara lemah,” jelas Agus Tantomo.
Sejauh ini masih banyak hak anak yang belum terpenuhi. Salah satunya hak anak untuk mendapatkan identitas. Di beberapa tempat masih ada anak-anak yang belum memiliki akta kelahiran yang merupakan identitasnya sebagai warga Negara. “Persoalan ini menjadi rentetan masalah yang akan merugikan anak itu sendiri. Tidak punya akta kelahiran maka tidak bisa sekolah, hingga akhirnya anak itu terjerumus ke dunia hitam dan menjadi pelaku. Persoalan ini sudah sering terjadi,” katanya.
Agus Tantomo juga mengingatkan saat ini tantangan terhadap perkembangan anak sangat luar biasa banyaknya. Khususnya dari dunia sosial media. Yang tidak bisa terpantau secara maksimal oleh orang tua, guru maupun keluarga.
“Di sini saya ajak anak-anak untuk bersama-sama membentengi diri. Gunakan sosial media dengan bijak dan positif, sehingga mendapatkan pengalaman dan ilmu yang bisa diterapkan di kehidupan kita,” pungkasnya. (hms5/har)