BMKG Sebut Asap Kiriman dari Kutim dan Kukar

- Minggu, 15 September 2019 | 21:00 WIB

TANJUNG REDEB - Aktivitas penerbangan di Bandara Kalimarau, Berau, masih lumpuh hingga kemarin (14/9). Penyebabnya juga masih sama, kabut asap yang pekat membuat jarak pandang berkurang, sehingga tidak ada maskapai yang mendapat izin landing maupun take off.

Dikatakan Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kalimarau Bambang Hartato, jarak pandang kemarin masih di kisaran 600 meter hingga 1 kilometer. Sementara standar penerbangan minimal 3,5 kilometer. “Bandara Kalimarau masih terdampak asap sejak pagi hingga malam,” katanya kepada Berau Post.

Kondisi itu membuat seluruh penumpang maskapai Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, dan Wings Air, dengan jadwal penerbangan kemarin, terus menunggu di terminal bandara. Sementara kepastian keberangkatan tak kunjung jelas hingga petang.

Bahkan, maskapai Sriwijaya Air sudah memastikan penundaan jadwal penerbangan kemarin (15/9), karena telah mengirimkan pemberitahuan kepada calon penumpangnya terkait penundaan penerbangan. Hal itu diutarakan Samsuddin, keluarga salah satu calon penumpang Sriwijaya Air dengan jadwal penerbangan 07.25 Wita menuju Balikpapan. “Seharusnya ibu dan kakak saya berangkat ke Balikpapan besok (hari ini), tapi tadi (kemarin) saya dapat info pembatalan penerbangannya dari pihak Sriwijaya,” singkatnya.

Pembatalan penerbangan juga dirasakan Wakil Ketua DPRD Berau Syarifatul Syadiah. Dikatakannya, dirinya bersama semua unsur pimpinan DPRD dari Partai Golkar di seluruh Indonesia, mendapat undangan rapat konsolidasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar di Jakarta. Rapat yang harusnya dilaksanakan Sabtu (14/9), terpaksa tak bisa dihadirinya karena tidak adanya penerbangan di Bandara Kalimarau.

Dikatakan, dirinya berencana terbang menggunakan Garuda Indonesia pukul 10.00 Wita, Jumat (13/9). Namun terus tertunda. Dikatakan perempuan yang akrab disapa Sari tersebut, karena rapat konsolidasi yang akan dihadirinya sangat penting, dirinya tetap menunggu penerbangan hingga pukul 15.00 Wita. Namun tak kunjung ada kepastian kedatangan pesawat Garuda dari Balikpapan. Akhirnya Sari berinisiatif memesan tiket Sriwijaya Air tujuan Jakarta yang dijadwalkan terbang Jumat sore. Namun lagi-lagi, pesawat yang ditunggunya tak kunjung datang. Sampai akhirnya maskapai Garuda, Sriwijaya, dan Wings Air mengumumkan semua penerbangan dibatalkan.

“Semua calon penumpang pasti dirugikan. Baik waktu, tenaga dan biaya, karena tiket lanjutan dari Balikpapan ke Jakarta, karena kebetulan saya pakai pesawat lain, Citilink dari Balikpapan ke Jakartanya. Jadi hangus juga. Belum hotel di Jakarta yang juga sudah dipesan, hangus juga,” terangnya.

Namun menurutnya, kerugian terbesarnya adalah kegagalan mengikuti rapat internal Partai Golkar. “Bagaimana kalau orang yang sakit, mau dirujuk ke rumah sakit di Balikpapan atau Samarinda. Kasihan mereka kalau kondisinya seperti ini terus. Memang bukan murni kesalahan dari maskapai, karena standar keselamatan penerbangan yang tidak mengizinkan pesawat berangkat,” sambung Sari.

Untuk itu diharapkannya, persoalan asap yang menyelimuti Berau bisa segera diatasi. Sehingga aktivitas penerbangan dan lainnya, bisa kembali normal.

Sari juga meminta kepada masyarakat dan instansi teknis, terus memantau titik-titik api yang ada di Berau, agar upaya pemadaman bisa cepat dilakukan. Dirinya juga mengimbau masyarakat agar selalu menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah. “Untuk menghindari gangguan ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), terutama bagi anak-anak,” terangnya.

Namun yang terpenting, lanjut dia, masyarakat tidak lagi melakukan pembakaran untuk membuka lahan, karena sangat riskan menyebabkan karhutla yang menghasilkan kepulan asap pekat. “Semua pasti berdoa agar wilayah Berau dan sekitarnya diberikan rezeki hujan yang deras, agar sisa-sisa api atau asap benar-benar padam dan langit kembali cerah,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Berau Tekad Sumardi, mengatakan asap pekat yang menyelimuti langit Berau, bukan semata karena adanya karhutla di Bumi Batiwakkal. Tapi juga diperparah dengan kiriman asap dari Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dan Kutai Kartanegara (Kukar).

“Kondisi ini diprediksi terus berlangsung selama empat hari. Berdasarkan model prakiraan cuaca BMKG, tidak ada potensi hujan hingga 17 September 2019 di Kabupaten Berau,” katanya. (*/oke/*/plp/udi)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X