Lestarikan Tradisi, Masuk Kalender Pariwisata

- Senin, 16 September 2019 | 17:55 WIB

Peringatan Hari Jadi ke-66 Kabupaten Berau dan ke-209 Kota Tanjung Redeb, Kesultanan Sambaliung menggelar upacara Manguati Banua, Minggu (15/9). Upacara yang merupakan tradisi turun-temurun tersebut, dipusatkan di Keraton Sambaliung.

////////

Manguati Banua atau mengobati kampung, merupakan tradisi bernuansakan Islami yang diawali dengan membaca doa bersama. Tradisi ini dilakukan untuk memohon kepada Allah SWT, agar Kabupaten Berau selalu dihindarkan dari segala bencana alam, serta dihindarkan dari berbagai penyakit menular yang rentan terjadi di sejumlah wilayah.

Bupati Berau Muharram yang membuka acara menuturkan, Manguati Banua atau mengobati yang dimaksud menggunakan dua cara. Yakni secara lahiriah dan batiniah. Secara lahiriah dijelaskannya, dengan memohon ampunan kepada sang pencipta. Agar Berau ini selalu terhindar dari segala malapetaka.

“Kita sama-sama tahu, baik Kesultanan Gunung Tabur maupun Kesultanan Sambaliung merupakan dua kesultanan bernuansa Islam. Maka dari itu, Manguati Banua ini, merupakan salah satu momen dalam meminta ampunan kepada Sang Khalik,” katanya.

Muharram melanjutkan, secara batiniah, sudah jelas. Dengan meningkatkan keimanan manusia kepada Allah SWT. Maka Tuhan akan menurunkan berkahnya, baik dari langit, maupun bumi. Manguati Banua sendiri, bertujuan untuk mendapatkan rida Tuhan YME, agar Bumi Batiwakkal terhindar dari segala macam musibah. Masyarakat Berau diberikan kesehatan, ditambah rezeki dan juga umur panjang.

“Saya dan Pak Wabup memohon maaf kepada masyarakat Berau, apabila selama kami memimpin, masih banyak salah dan kekurangan. Di momen hari jadi ini, saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat,” ucapnya.

Sementara itu, Pemangku Adat Kesultanan Sambaliung Datu Amir Bin Sultan Muhammad Aminuddin menuturkan, kegiatan Manguati Banua merupakan tradisi yang harus dilestarikan. Agar nilai-nilai budaya di Berau bisa terus dikenal oleh masyarakat. Baik masyarakat lokal maupun mancanegara.

“Saya berharap, agar kegiatan ini bisa terus berlanjut di tahun-tahun ke depan,” katanya.

Acara pembukaan, dilanjutkan dengan pemotongan Puncak Rasul oleh Bupati Muhharam, yang kemudian diserahkan kepada Pemangku Adat Kesultanan Sambaliung Datu Amir Bin Sultan Muhammad Aminuddin, didampingi Wakil Bupati Berau, Ketua Sementara DPRD Berau, serta Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Berau Masrani menuturkan, kegiatan memang dimasukkan dalam kalender pariwisata Berau. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bumi Batiwakkal – sebutan untuk Berau, yang selanjutnya akan dijadikan agenda rutin pemerintah.

“Kami berjanji akan kembali menghidupkan upacara Manguati Banua ini,” katanya.

Manguati Banua lanjut dia, nantinya akan dikemas lebih menarik lagi. Tujuannya untuk menarik wisatawan dan juga mengenalkan Kebudayaan Berau kepada masyarakat luas.

“Tahun depan tentu akan dilaksanakan lagi. Ini sudah tradisi kita. Harus dilestarikan. Jangan sampai tergerus oleh zaman,” pungkasnya. (*/hmd/adv/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Senin, 22 April 2024 | 16:00 WIB
X