TANJUNG REDEB – Berbagai upaya telah dicoba Ervina dan Sofyanur, warga RT 19 Kelurahan Sambaliung untuk kesembuhan anaknya Fajrin (4) yang didiagnosa kebocoran jantung.
Sepulang dari menjalani perawatan selama 15 hari di Rumah Sakit (RS) Samarinda, penyakit yang dialami Fajrin belum memperlihatkan tanda-tanda kesembuhan.
Adapun solusi yang ditawarkan ialah dengan melakukan operasi, tentunya dengan biaya yang tidak sedikit. Hal itu membuat Ervina berharap kepedulian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau untuk menjalakan operasi itu.
Seraya menunggu dokter bedah dari Jakarta tiba di RS Samarinda. Itu pun jika jumlah pasien dengan penyakit sama cukup banyak agar dokternya bersedia ke Kota Samarinda untuk melakukan operasi, mengingat di Kota Samarinda sendiri tidak ada dokter yang mampu untuk menjalankan operasi itu.
“Karena itu, kami berharap Pemda bisa membantu agar kami untuk menjalankan operasi secepatnya ke Jakarta. Apalagi sejauh ini memang tidak ada perubahan sama sekali, Fajrin masih selalu cepat merasa capek saat beraktivitas,” katanya kepada Berau Post, Senin (16/9).
Sementara itu Kepala Dinsos Berau, Sri Eka Takariyanti memastikan kalau pemerintah pasti akan membantu pengobatan Fajrin. Salah satunya melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di mana dengan kartu tersebut seluruh biaya akan ditanggung secara keseluruhan.
Termasuk halnya bantuan melalui Penerima Bantuan Iuran (PBI) untuk warga miskin, yang dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) provinsi maupun APBD kabupaten.
“Jadi semuanya ditanggung hingga tuntas dan selesai untuk semua pembiayaan sampai selesai, hanya saja mungkin masih ada proses-proses lanjutan,” ujarnya.
“Karena tidak mungkin setelah dirawat langsung dioperasi, lanjutnya. Jadi banyak tahapan yang harus dilalui oleh pihaknya,” jelas Eka. (*/sgp/sam)